Virus Corona

Pandemi Covid-19 Diprediksi Bakal Beri Dampak Negatif bagi Donald Trump di Pilpres AS

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan BBC (30/6/2020), Philipson mengatakan situasi corona memberikan efek regresif pada perekonomian

Editor: Wema Satya Dinata
(AFP / NICHOLAS KAMM)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump 

TRIBUN-BALI.COM - Pandemi virus corona diperkirakan dapat memberi dampak negatif terhadap perolehan suara bagi Presiden Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 3 November 2020 mendatang.

Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Tomas J Philipson mengatakan, suara pendukung Trump salah satunya datang dari masyarakat yang teredukasi tentang peningkatan upah masyarakat berpenghasilan rendah.

Sementara di tengah pandemi corona ini, aspek ekonomi tidak luput dari efek negatif.

 Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan BBC (30/6/2020), Philipson mengatakan situasi corona memberikan efek regresif pada perekonomian secara keseluruhan.

Pernah Sambangi Rumah Makan Tamara Bleszynski, Hotman Paris Siap Kirim Lamborghini ke Bali

FK Unair Siapkan Para Dokter PPDS untuk Bantu Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Pemkot Surabaya

Coba Konsumsi Obat Herbal Berikut Bila Anda Menderita Batuk Kering

"Pekerja berpenghasilan rendah menerima pukulan lebih besar daripada yang berpenghasilan lebih tinggi," ujar Philipson.

Philipson kemudian mengatakan virus ini telah menggagalkan setiap kemajuan yang dibuat AS dalam meningkatkan standar hidup masyarakat berpenghasilan rendah.

"Kami telah sukses besar dalam menumbuhkan upah masyarakat berpenghasilan rendah sebelum pandemi melanda. Jadi pandemi ini telah mengambil korban yang sangat regresif terhadap ekonomi," ujarnya.

Kemudian, ia memprediksikan bahwa kecil kemungkinan pemulihan ekonomi dapat berberlangsung cepat

"Pada kenyataannya data menunjukkan semacam respons pemulihan bertahap," ujarnya.

Di tengah penjelasannya, ia megatakan bahwa dampak buruk ekonomi yang terjadi saat ini karena China.

Sementara AS adalah negara pertama yang berusaha memperingatkan hal itu kepada berbagai negara bagian.

"Kami adalah negara pertama yang memperkenalkan larangan bepergian dari China dan dikritik karena itu. Banyak pemerintah negara bagian yang dipegang gubernur dari partai demokrat tidak bertindak di hadapan pemerintah federal, meskipun mereka bisa melakukannya," ungkapnya.

Profesor Sejarah di Stanford University, Niall Ferguson, menyebut bahwa corona telah menciptakan ketegangan ekonomi antara dua ekonomi terbesar di dunia, menjadi lebih dari sengketa perdagangan.

"Sepertinya saya cukup jelas bahwa kita sekarang berada di 'Perang Dingin Dua'," kata Ferguson.

Cara Tertidur Lelap Menggunakan Metode 4-7-8, Dapat Beristirahat dengan Baik hingga Buat Tenang

Pelaku UMK Jembrana Pertanyakan Bantuan Stimulus Covid-19

Sembilan Tahun Bermain Musik, Band Bingkai Kosong Akan Garap Video Klip Perdananya

Ia menilai kondisi ini berbeda dari 'Perang Dingin' yang pernah terjadi sebelumnya.

"Sulit untuk memikirkan ilustrasi yang lebih baik tentang kerugian dari globalisasi daripada kerentanan ekstrim yang ditimbulkan oleh virus yang berasal dari China," katanya.

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Diprediksi Bakal Beri Dampak Negatif ke Trump",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved