Bali Berupaya Menjadi Daerah yang Mandiri Energi Bersih, Tenaga Surya jadi Tumpuan

Dalam Raperda tersebut juga dijabarkan berbagai potensi energi daerah di Bali, di antaranya berasal dari tenaga air, mini hidro dan makrohidro;

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Dokumentasi DPRD Bali
Rapat pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi Bali tahun 2020-2050 di Ruang Rapat Gabungan DPRD Bali, Kamis (2/7/2020) 

Kemudian yang kedua, air diprioritaskan untuk irigasi pertanian.

Oleh karena itu, air untuk bahan energi berada di prioritas nomor tiga.

“Jadi air untuk layanan dasar bahan baku, kemudian air untuk pertanian, baru kalau ini sudah terpenuhi baru untuk energi. Energi masuk di ketiga. Sehingga tidak mungkin kita akan besar-besaran (memanfaatkan air untuk energi). Maka dari itu skemanya ini pasti ke (energi) surya yang memungkinkan,” tuturnya.

Dijelaskan Setiawan, sebenarnya potensi renewable energy tidak akan ada habisnya, hanya saja dalam pemanfaatannya tidak bisa banyak.

 Energi angin misalnya, teknologi yang dipasang belum bisa optimal karena bisa menghasilkan 12 bulan saja sehingga tidak layak secara ekonomi.

Maka dari itu, pihaknya menilai perlu adanya penemuan teknologi baru dalam pemanfaatan energi bayu atau angin.

“Intinya energi untuk jadi listrik itu kan harus andal kan, 24 jam. Nah ini yang menjadi pencermatan, baik di Pemprov, masyarakat maupun di badan usaha,” kata dia.

Kemudian untuk energi panas bumi, Setiawan mengatakan bahwa potensinya juga ada di Pulau Dewata.

Hanya saja potensi tersebut masih harus membutuhkan kajian yang lebih mendalam jika ingin digunakan untuk listrik.

 Terlebih panas bumi ini sebenarnya sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk wisata air panas.

“Kalau memang dia layaknya di sana, justru di situ yang harus semakin ditingkatkan supaya wisatanya semakin banyak,” kata dia.

Maksimalkan Potensi

Setiawan menuturkan, hampir seluruh wilayah Bali sebenarnya berpotensi dalam pengembangan energi surya.

 Hal itu dikarenakan kondisi geografis Pulau Dewata yang dekat dengan garis khatulistiwa.

 Hanya saja ada beberapa daerah yang potensi tenaga suryanya minim, yakni di daerah yang berawan seperti Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved