Corona di Bali
Menuju Normal Baru, Pemprov Bali Mulai Lakukan Sertifikasi Protokol Kesehatan & Pencegahan Covid-19
Berbagai langkah persiapan normal baru pun dilakukan, termasuk sertifikasi pariwisata yang di dalamnya mencakup penerapan standar protokol kesehatan
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah lebih dari tiga bulan ditutup, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berencana membuka Pulau Dewata pada 9 Juli 2020 mendatang.
Berbagai langkah persiapan normal baru pun dilakukan, termasuk sertifikasi pariwisata yang di dalamnya mencakup penerapan standar protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19.
“Saat ini pemerintah melalui Dinas Pariwisata Provinsi Bali bekerja sama dengan asosiasi pariwisata telah membentuk tim verifikasi untuk terjun ke usaha pariwisata dan mengecek penerapan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa saat memantau jalannya verifikasi penerapan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19 di Griya Royal Santrian Resort, Tanjung Benoa, Badung, Jumat (3/7/2020).
Putu Astawa menjelaskan, Pemprov Bali melalui Dinas Pariwisata telah menggandeng asosiasi-asosiasi pariwisata seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI), Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA), Persatuan Angkutan Wisata Bali (PAWIBA) untuk membentuk tim verifikator.
• 5 Makanan yang Bisa Membantu agar Tidur Jadi Lebih Nyenyak
• Daftar Harga Hp Samsung Terbaru 3 Juli 2020: Ada Promo Menarik, Cashback Hingga Rp 750 Ribu
• Koster Siapkan Insentif bagi Desa Adat di Bali untuk Penanggulangan Covid-19
“Jadi nanti untuk assessment di hotel dan restoran pemerintah menggandeng PHRI, begitu juga untuk travel digandeng ASITA. Kita kolaborasi agar target oktober ini semua usaha pariwisata di Bali sudah tersertifikasi,” kata Astawa.
Selain itu, sertifikat ini juga bisa menjadi modal kepercayaan bagi wisatawan maupun travel agent di luar negeri bahwa Bali benar-benar siap dan sangat memperhatikan kesehatan dan keselamatan wisatawan.
Untuk tim verifikator atau assessor sendiri, pihaknya mengaku sudah dilakukan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu, baik dari tim dari Dinas Kesehatan maupun Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Provinsi Bali.
“Kami mempersiapkan SDM-SDM kami dengan sungguh-sungguh agar bisa memverifikasi dengan tepat sasaran. Karena tim verifikator selain mengecek ke lapangan juga bertugas untuk memberikan pemahaman kepada pegawai usaha pariwisata agar benar-benar memahami masalah protokol kesehatan dan pencegahan tersebut,” jelasnya.
Untuk proses assessment sendiri, sudah ditetapkan berbagai indikator yang sesuai dengan standar Cleanliness, Health, Safety (CHS) yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (Wolrd Health Organization/WHO).
“Jadi protokol kedatangan, pelayanan serta kebersihan tempat usaha harus memenuhi semua indikator ini,” tutur mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali itu.
Teknis assessment sendiri juga bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota se-Bali.
Untuk resort, dan hotel bintang lima diverifikasi oleh tim provinsi, sementara untuk homestay, hotel bintang tiga dan daerah tujuan wisata (DTW) diverifikasi oleh tim kabupaten/kota.
“Ini diperlukan pemahanan bersama sebelumnya dari semua tim, sehingga sudah kita lakukan TOT sebelumnya,” jelasnya.
Sementara untuk sertifikat sendiri nanti bisa diunduh di website dispardaprovbali.go.id setelah dinyatakan lulus oleh tim verifikator.
• Ramalan Zodiak 4 Juli 2020: Kerja Keras Aries Membuahkan Hasil, Capricorn Naik Tangga Kesuksesan
• Kodim 1610/Klungkung Serahkan Bantuan Jamban dan Sembako ke Warga Kurang Mampu di Desa Negari
• Di Tengah Pandemi Covid-19, Pemprov Bali Gratiskan Biaya Balik Nama Kendaraan
“Bagi mereka yang sudah mengantongi sertifikat ini bisa dijadikan modal untuk menggaet wisatawan dan travel agent di luar negeri serta bisa membangun kepercayaan dan confident dalam mengelola usaha pariwisatanya,” tandasnya.
Astawa menegaskan, tujuan dari sertifikasi ini agar sektor pariwisata tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19. “Kami ingin meminimalisir kemungkinan karyawan maupun pengunjung terinfeksi virus ini,” tambahnya.
Rindu Bali
Ketua PHRI Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, hal tersebut merupakan langkah yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas pariwisata Bali.
“Saya mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali untuk memulihkan pariwisata kita pascapandemi Covid-19,” jelasnya.
Ia mengaku dari hasil webminar pariwisata yang dilakukan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, sebagian masyarakat dunia sudah rindu berwisata ke Bali.
Bahkan dari 50 destinasi yang paling ingin dikunjungi pascapandemi Covid-19, Bali masuk ke nomor 20 besar.
“Berdasarkan polling, 80 persen penduduk Eropa sudah rindu ke Bali, 90 persen warga Australia sudah menunggu pariwisata Bali dibuka. Maka sertifikasi ini adalah langkah penting untuk menjawab kerinduan wisatawan tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, Bali juga menambah indikator dalam penerapan protokol Covid-19 selain CHS itu sendiri.
“Kami menambahkan contactless ke dalam indikator kami. Jadi wisatawan dan karyawan meminilasir kontak fisik dengan salah satu caranya adalah cashless,” imbuhnya.
Rai Suryawijaya berharap, melalui ini sektor pariwisata di Bali bisa bangkit kembali serta jumlah masyarakat yang terinfeksi Covid-19 melalui transmisi lokal bisa berkurang.
“Kami berharap semua berjalan lancar dan astungkara Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberkati. 5 Juli nanti aka ada persembahyangan bersama dipimpin oleh Gubernur Bali untuk membuka pariwisata kita, dan oktober nanti jika keadaan bisa dikendalikan pariwisata internasional akan dibuka, karena dalam waktu dekat Eropa juga akan membuka perbatasan mereka. Kami harap semua berjalan lancar,” tandasnya.
Sementara itu, General Manager Royal Santrian Resort, Ricky Putra, menyatakan bahwa pihaknya sangat siap menjalan protokol new normal ini.
Indikator-indikator yang ditetapkan sudah diterapkan di hotel yang dipimpin olehnya.
Selain itu karyawan hotelnya juga sudah dilatih untuk menerapkan protokol-protokol Covid-19. (*)