Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Anaya dan Inaya, 90 Tenaga Medis Akan Dilibatkan

Tim dokter dari Dr Soetomo dipanggil karena lebih berpengalaman menangani operasi bayi kembar siam

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Kembar siam Inaya (kiri) dan Anaya (kanan) tengah bersama ayahnya Jupri (39) dan ibu, Husniati (40). Kedunya telah berusia 1,3 tahun dengan berat lebih dari 14 kilogram. Mereka masih menunggu jadwal operasi pemisahan di RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur. Operasi mereka tertunda karena covid-19 yang belum mereda 

TRIBUN-BALI.COM - Operasi pemisahan bayi kembar siam Anaya dan Inaya yang kini berusia 1,3 tahun asal Dusun Jurit Selatan, Desa Jurit, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, harus menunggu wabah Covid-19 mereda.

Pasalnya tim dokter dari RSUD Dr Soetomo Surabaya yang akan memimpin proses operasi pemisahan belum bisa ke Lombok Timur karena wabah corona.

Tim dokter dari Dr Soetomo dipanggil karena lebih berpengalaman menangani operasi bayi kembar siam.

Direktur RSUD dr Raden Soedjono, Selong-Lombok Timur, dr Tantowi Jauhari mengatakan, kedua orangtua Anaya dan Inaya, Husniati (40) dan Jupri (39) harus memahami situasi pandemi Covid-19 ini dan tetap sabar.

Tagihan Listrik Juli 2020 Melonjak? Begini Penjelasan PLN

Menuju Normal Baru, Pemprov Bali Mulai Lakukan Sertifikasi Protokol Kesehatan & Pencegahan Covid-19

5 Makanan yang Bisa Membantu agar Tidur Jadi Lebih Nyenyak

"Surabaya masih pandemi di sana. Tim medis yang dari Surabaya belum bisa ke sini, mereka sibuk juga di sana dengan Covid. Pemerintah Surabaya juga tidak akan mengizinkan mereka ke sini. Operasi ini juga harus benar-benar benar aman karena kita khawatir juga kembar siam akan tertular Covid-19," kata Tantowi kepada Kompas.com, Rabu (1/7/2020).

Pihak RSUD Soedjono sementara ini hanya bisa mempersiapkan pra-operasi Anaya dan Inaya.

Siapkan 90 orang tim medis

Tantowi menjelaskan, yang menjadi pertimbangan utama adalah keselamatan Anaya dan Inaya agar tidak tertular Covid-19.

Terlebih tim dokter dan perawat yang akan melakukan proses operasi dari RSUD dr Soetomo berjumlah 40 orang.

 Sementara jumlah tim dari RSUD Soedjono 50 orang.

Tim tersebut terdiri dari tim pemeriksa, tim yang bekerja di ruang operasi,  ada dokter bius, dokter bedah, ada yang akan mengurus iccu anak, dan lainnya.

Terkait dengan kesiapan alat jika nanti ada beberapa alat yang belum bisa dipenuhi RSUD Soedjono, dibutuhkan supervisi dari RSUD Provinsi NTB tempat meminjam alat kesehatan yang dibutuhkan.

"Kita menjaga betul agar proses operasi pemisahan nanti benar-benar aman. Apalagi ini baru pertama kali dilakukan di RSUD Soedjono Selong, tentu akan menjadi sejarah yang baik bagi NTB," kata Tantowi.

Dari segi sumber daya manusia, RSUD Soedjono telah mengirim dua tenaga perawat (perawat khusus anak dan iccu anak) untuk dilatih di RSUD Dr Soetomo.

Namun, karena corona mereka dipulangkan. Ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan akan dibagikan mereka pada perawat lainnya.

WNA Inggris Ditemukan Tewas di Kamar Hotel Jalan Wekudara Legian Badung

WNA Amerika Ditemukan Tewas di Rumah Kontrakan Jalan Siligita Denpasar

Persiapan New Normal, GTPP Ingatkan Jangan Sampai DTW & Pasar Jadi Klaster Baru Covid-19 di Tabanan

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved