Virus Corona

Mengenal 3 Metode Tes Covid-19, Dari PCR, Rapid Test Hingga TCM, Apa Saja Perbedaannya?

Ada 3 metode pemeriksaan Covid-19. Berikut masing-masing penjelasan alat tes Covid-19 tersebut

Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/dwi suputra
Ilustrasi swab test Covid-19. 

TRIBUN-BALI.COM - Dalam rangka mencegah penularan Covid-19, pemerintah berisiniasi melakukan tes pemeriksaan virus Corona Covid-19 di sejumlah wilayah.

Beberapa waktu yang lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan akan melakukan tes massal dengan rapid test untuk mengetahui apakah Covid-19 menginfeksi warganya.

Belum lama ini, pemerintah juga berencana menambah jenis tes pemeriksaan virus Corona Covid-19 dengan Tes Cepat Molekuler (TCM). 

Sebelumnya, diketahui untuk memeriksa kondisi pasien positif Covid-19, tenaga medis juga menggunakan metode pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).

Berikut masing-masing penjelasan alat tes Covid-19 tersebut.

1. PCR (Polymerase Chain Reaction)

Dilansir dari situs The Guardian, metode PCR dapat menemukan partikel virus pada tubuh setiap individu dan menempatkan urutan gen virus Corona tertentu.

Dikutip dari Kompas.com, pada masyarakat umum, tes ini lebih populer dengan nama swab test.

Metode PCR dilakukan oleh para petugas kesehatan dengan menyeka bagian hidung atau belakang tenggorokan.

Hal ini sebagai upaya mengambil sampel air liur atau mengumpulkan sampel cairan dari saluran pernapasan bawah.

Pemeriksaan PCR membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasil karena hanya dapat dilakukan di laboratorium yang sudah ditunjuk pemerintah.

2. Rapid Test

Jika metode PCR dilakukan dengan mengambil lendir pada tubuh seseorang, berbeda dengan rapid test yang menggunakan sampel darah untuk menguji apakah seseorang positif Covid-19.

Rapid test bekerja dengan mendeteksi immunoglobulin.

 Dalam hal ini, seseorang yang terinfeksi akan membentuk antibodi yang disebut immunoglobulin, yang bisa dideteksi di darah. 

Hasil rapid test dapat keluar hanya dalam waktu 15-20 menit dan bisa dilakukan dimana saja.

Namun, kelemahan rapid test adalah bisa menghasilkan 'false negative' yakni ketika hasil tes tampak negatif meski sebenarnya positif.

Ini terjadi jika rapid test dilakukan kurang dari 7 hari setelah terinfeksi.

Seperti diketahui, rapid test merupakan alat tes mandiri yang dikembangkan oleh pengusaha asal Indonesia.

Alat rapid test Sensing Self diketahui telah mendapatkan lisensi edar dari tiga pasar penting di dunia, yaitu Eropa (mendapatkan sertifikasi CE), India (disetujui oleh National Institute of Virology dan Indian Council of Medical Research).

Serta Amerika Serikat (FDA) namun dengan syarat bahwa penggunaannya harus dilakukan di lembaga medis formal.

3. TCM (Tes Cepat Molekuler)

Jenis tes ini biasa digunakan untuk pasien penyakit tuberkolosis (TB).

Dengan metode TCM, pemeriksaan akan menggunakan antigen.

Lebih lanjut, pemeriksaan pada TCM dilakukan dengan menggunakan dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge.

Tes ini akan mengidentifikasi RNA pada virus Corona pada mesin yang menggunakan cartridge khusus yang bisa mendeteksi virus Corona.

Hasil tes TCM ini dapat diketahui dalam waktu kurang dari dua jam, untuk menentukan pasien positif maupun negatif.

Metode TCM ini mulai digunakan sesuai usulan dari pemerintah melalui juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto. 

Hal tersebut disampaikannya pada Selasa (1/4/20) lalu.

Saat ini mesin pemeriksaan tes TCM ini sudah tersedia di 132 rumah sakit dan beberapa puskesmas.

Nantinya tes pemeriksaan ini tidak perlu melakukan pemeriksaan spesimen ke laboratorium seperti PCR.

(GridHealth.id/Levi Larassaty)

Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul Berbagai Metode Test Covid-19; PCR, Rapid Test, TCM, Apa Perbedaannya?

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved