Corona di Bali

Suasana Pantai Sanur Jelang New Normal di Bali 9 Juli 2020, Pedagang Bersiap Buka Lapak Dagangannya

Begini suasana Pantai Sanur, Denpasar, Bali, jelang new normal di Bali 9 Juli 2020

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Suasana terkini Pantai Sanur, Denpasar, Bali sambut new normal di Bali, Rabu (8/7/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Para pedagang pakaian, cendera mata dan warung-warung makanan mulai menyiapkan lapak dagangan mereka.

Tampak pula jasa penyewaan ban untuk pelampung anak-anak bermain di pantai dipajang berjajar.

Begitulah suasana Pantai Sanur, Denpasar, Bali, jelang new normal di Bali 9 Juli 2020.

Suasana terkini Pantai Sanur, Denpasar, Bali sambut new normal di Bali, Rabu (8/7/2020).
Suasana terkini Pantai Sanur, Denpasar, Bali sambut new normal di Bali, Rabu (8/7/2020). (Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro)

Belum ramai pengunjung masyarakat umum, selain para pedagang, hanya terlihat aktivitas-aktivitas para pemancing ikan serta warga pencari batu karang dan rumput laut.

Salah seorang penjual topi, Yanti (43) mengaku senang dengan kabar dibukanya Pantai Sanur, sebab sudah tiga bulan lamanya ia menutup lapak.

Suasana terkini Pantai Sanur, Denpasar, Bali, jelang new normal di Bali, Rabu (8/7/2020).
Suasana terkini Pantai Sanur, Denpasar, Bali, jelang new normal di Bali, Rabu (8/7/2020). (Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro)

Meski demikian, dikatakan, beberapa pedagang lain sudah ada yang membuka lapaknya sejak beberapa hari lalu.

"Senang, resminya besok, tapi ini saya mulai buka untuk persiapan, sudah bosan di rumah, tutup sejak 3 bulan lalu," kata Yanti kepada Tribun Bali, Rabu (8/7/2020).

Suasana terkini Pantai Sanur, Denpasar, Bali, jelang new normal di Bali, Rabu (8/7/2020).
Suasana terkini Pantai Sanur, Denpasar, Bali, jelang new normal di Bali, Rabu (8/7/2020). (Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro)

Sebelumnya diberitakan, objek wisata pantai di wilayah Desa Adat Intaran, Denpasar, Bali, akan mulai dibuka pada Kamis (9/7/2020), sesuai dengan kesepakatan dalam rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bali yakni dengan menerapkan protokol kesehatan new normal di Bali.

Akan tetapi, perlu dicermati oleh masyarakat, pembukaan tahap awal ini dilakukan dengan sejumlah pembatasan, baik jumlah pengunjung maupun kegiatan serta penerapan protokol kesehatan.

Hal ini disampaikan Jro Bendesa Adat Intaran AA Alit Kencana saat dikonfirmasi Tribun Bali, Rabu (8/7/2020) siang.

Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan Pemerintah Kota Denpasar terkait hal ini.

"Pantai di wilayah Intaran besok (9 Juli 2020) mulai dibuka dengan pembatasan-pembatasan jumlah pengunjung dan kegiatan," kata dia.

"Kami lakukan secara bertahap, olahraga, rekreasi ringan diizinkan karena kan ruangan terbuka, paparan virus tidak tinggi, karena kan wisata alam, tapi protokol harus dipatuhi," imbuhnya.

Pembatasan yang dimaksud, dijelaskan Jro Bendesa, jumlah pengunjung, di mana garis pesisir pantai wilayah Intaran membentang sepanjang kurang lebih sepanjang 6 kilometer dari Bali Beach hingga Dalem Pengembak, dan ada 13 pintu akses masuk pantai.

"Asumsinya pembatasan adalah untuk jaga jarak, asumsi jarak 2 meter 3.000 orang bisa masuk, tapi tahap awal ini diperbolehkan dulu 1.200 orang yang masuk di pantai wilayah Intaran ini, setiap pantai rata-rata 75 orang," paparnya.

Setiap pintu masuk bakal ditempatkan petugas checker yang memantau jumlah wisatawan.

Di samping itu akan ada pecalang dan satgas terpadu pantai berkeliling memantau dan mengawasi warga.

"Setiap ada kerumunan akan diingatkan, diimbau untuk jaga jarak, karena di sinilah kuncinya, meski pantai adalah ruang terbuka namun jaga jarak harus dipatuhi," kata dia.

Jro Bendesa tak ingin pembukaan pantai ini justru menimbulkan klaster baru karena ketidakpatuhan masyarakat, sehingga baginya disiplin menjadi kunci utama.

"Tidak diinginkan orang berduyun-duyun terjadi klaster, pecalang dan satgas terpadu pantai akan keliling memantau untuk meyakinan protokol kesehatan dilaksanakan dengan baik," bebernya.

Selain itu, kegiatan yang menimbulkan kerumunan juga akan dibatasi, seperti bermain layang-layang.

"Layang layang belum kami izinkan, seperti di Mertasari belum kami izinkan. Sebenarnya dari awal kan dibuka dengan pembatasan, aktivitas dan kegiatan, kami tidak menutup total," katanya.

Akan tetapi jika terjadi kasus di wilayah pantai Desa Adat Intaran, pihaknya tidak segan-segan akan menutup wisata pantai.

"Kami kan wisata sambil belajar melihat, kalau ada hal yang tidak diinginkan ya opsinya menutup," tegasnya.

Masyarakat yang ke pantai diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan termasuk membekali diri dengan hand sanitizer, termasuk para pedagang warung maupun pelayan restoran.

"Hal yang paling penting adalah penerapan protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak untuk mencegah transmisi penyebaran Covid-19. Tracing kalau memang terjadi kasus, untuk pencegahan bekali diri dengan hand sanitizer, sesring mungkin cuci tangan itu kuncinya," pungkas dia.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved