Corona di Bali
Pedagang Pasar Abiantimbul Komplain Saat Akan di-Swab Dua Kali: Emang Enak Idung Saya Ditusuk-tusuk?
Kompyang menuturkan, pada 12 Juni lalu, ada seorang pedagang ikan yang terkena Demam Berdarah dan tidak berjualan sejak tanggal tersebut
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Kompyang menuturkan, alasan pihak Puskesmas untuk melakukan swab kepada 19 pedagang yang sebelumnya sudah negatif dikarenakan sebelum hasil swab mereka keluar, pedagang ini tetap berjualan.
"Ini kan aneh, padahal SOP kami tidak demikian, kami tidak memberikan mereka berjualan jika hasil tes swab negatif atau rapidnya reaktif. Yang kedua jika mereka melanggar dimana mereka berada pada radius 10 meter dengan pedagang yang positif dan menolak untuk ikut tes, maka kami minta mereka melakukan isolasi mandiri 14 hari," kata Kompyang.
Kompyang mengatakan, sebelumnya pernah dilakukan swab sebanyak dua kali kepada pedagang Pasar Cokroaminoto dan mereka yang ikut tes diberikan tetap berjualan sambil menunggu hasil tes keluar.
Sehingga dengan kejadian ini, pihaknya menganggap hal ini aneh dan membebankan komplain pedagang kepada Perumda.
"Harusnya kalau memang harus isolasi mandiri, Gugus Tugas Koordinasi dengan Satgas masing-masing desa, kan ada nama-nama pedagangnya. Jika misalnya kami tidak ijinkan berjualan, di rumahnya mereka kan tetap berkeliaran ke mana-mana jika tak diawasi Satgas desa atau kelurahannya. Ini kan tidak sinkron jadinya, harusnya ada koordinasi," katanya.
Kompyang menambahkan, pihaknya tidak akan memaksa 19 pedagang yang hasil swabnya negatif untuk ikut swab lagi.
"Kalau menurut saya yang sudah diswab tidak usah dipaksakan untuk ikut swab yang kedua lagi. Yang 16 orang dari hasil tracing ini baru wajib untuk ikut tes," katanya.
Untuk pelaksanaan swab kepada 16 orang pedagang ini akan dikoordinasikan lebih lanjut. (*)