Corona di Indonesia

Tarif Rapid Test di Indonesia Ditetapkan Rp 150.000, Bagaimana Efektivitas dari Tes Ini?

Sebelumnya, banyak keluhan dari masyarakat terkaitnya tarif rapid test yang tidak sama dan mahal, berkisar antara Rp 150.000 sampai Rp 900.000.

Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/dwi suputra
Ilustrasi rapid test covid-19 

"Ini misinformasi yang dikembangkan oleh pemerintah. Masyarakat masih mengira rapid test adalah untuk mendiagnosa. Padahal bukan," kata Irma kepada ABC.

 Ia menambahkan, misinformasi ini terus dirawat oleh pemerintah, karena eksistensi rapid test dalam mekanisme prosedur untuk mengidentifikasi apakah orang itu positif Covid-19 masih masuk dalam bagian dari observasi diagnosa.

"Kami menyesalkan (rapid test) itu sebenarnya, karena awalnya pemerintah kayaknya sih udah tahu ya kalau memang rapid test itu tidak akurat dan bukan alat diagnosa, meskipun kalau untuk contact tracing masih bisa.

" Selain menjadi persyaratan yang harus dilakukan secara mandiri sebelum melakukan perjalanan, rapid test juga masih dipakai untuk menentukan tes PCR pada pasien dalam pengawasan (PDP).

 "Kalau ada pasien dengan gejala demam tinggi, nyeri tenggorokan, setelah observasi fisik, harus dirapid test dulu. Kalau non-reaktif hasilnya, masih harus nunggu giliran di urutan ke sekian. Kalau reaktif, maka langsung diswab," jelas Irma.

Padahal, lagi-lagi, mereka yang hasil rapid test-nya non-reaktif, bisa jadi berstatus positif tanpa mereka ketahui dan berpotensi menularkan ke orang lain.

Angka pengetesan orang di Indonesia melalui metode PCR yang menjadi acuan diagnosa Covid-19 sampai saat ini masih jauh di bawah syarat WHO dalam kondisi pelonggaran PSBB, yakni 40.000 tes per hari.

Rata-rata harian dalam sepekan terakhir sampai Rabu (08/07/2020) adalah 11.888 orang dari jumlah spesimen sebanyak 20.372.

 Elina menilai, berdasarkan jumlah spesimen yang jumlahnya hampir dua kali lipat dari orang yang dites, kapasitas pengetesan bisa ditingkatkan.

"Kami sedang mengadvokasi supaya Indonesia mengadopsi discharge criteria WHO yang tidak lagi mengharuskan syarat dua kali swab negative."

"Kalau discharge criteria diubah, tidak perlu lagi 2 kali swab. Penggunaan test kit bisa digunakan untuk kasus-kasus yang baru," pungkasnya.

Rapid test punya konsekuensi serius

 Pemasok dari rapid test, yang sudah dijual secara online di Australia, mencoba untuk menarik perhatian pembeli dengan menulis jika mereka memeriksa diagnosa Covid-19 ideal hanya dalam waktu 15 menit.

"Hanya dengan dua tetes darah, dapatkan hasil dengan kepekaan setinggi 96,9 persen dan kekhususan sebesar 99,4 persen dalam waktu 15 menit," bunyi iklan lainnya.

 Bahkan, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebutnya sebagai game-changer, sambil mengatakan kemudahan yang ditawarkan rapid test semudah tes kehamilan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved