Corona di Bali

Tiga Tenaga Kesehatan di Buleleng Dinyatakan Positif Terpapar Covid-19

Dimana, untuk PDP 134 dan PDP 135 merupakan tenaga kesehatan yang bekerja di salah satu rumah sakit yang ada di Kecamatan Seririt.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Sekda Buleleng, Gede Suyasa 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Tiga tenaga kesehatan yang bekerja di dua rumah sakit yang ada di Buleleng positif terpapar virus corona atau covid-19.

Mereka kini telah diisolasi di RS Pratama Giri Emas, Kecamatan Sawan.

Sekda Buleleng, juga sebagai Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa pada Senin (13/7/2020) mengatakan, tiga tenaga kesehatan yang terpapar covid-19 ini diberi kode PDP 134, PDP 135 dan PDP 136.

Dimana, untuk PDP 134 dan PDP 135 merupakan tenaga kesehatan yang bekerja di salah satu rumah sakit yang ada di Kecamatan Seririt.

Gemerlap Pariwisata Bali Banyak Dinikmati Orang Luar, Koster Siapkan Portal Digital Satu Pintu

Aktivitas Gunung Agung Mengalami Penurunan Sejak Beberapa Bulan Terakhir

Selalu Evaluasi Penerapan Protokol Kesehatan, Banyuwangi Siap Jadi Destinasi Acara Kementerian

Sementara PDP 136 bekerja di RSUD Buleleng.

Mereka terinfeksi virus corona karena sempat menangani seorang ibu hamil (PDP 127) asal Kecamatan Seririt, yang ternyata hasil swabnya positif covid-19.

Suyasa menjelaskan, PDP 127 mulanya tidak memiliki gejala covid-19.

Ia dirawat  di salah satu rumah sakit yang ada di Kecamatan Seririt, karena mengalami gangguan pada kehamilannya.

 Namun, untuk mendapatkan penanganan yang lebih intesif, PDP 127 kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng.

Setibanya di RSUD Buleleng, petugas medis kemudian melakukan rapid test terhadap PDP 127. 

Hasilnya menunjukan reaktif. Sehingga ia dirujuk ke RS Pratama Giri Emas untuk diswab.

Tepat pada tanggal 7 Juli kemarin, Gugus Tugas menerima hasil swab PDP 127, dan ia pun dinyatakan positif terpapar covid-19.

"Setelah PDP 127 dinyatakan positif covid, kami langsung melakukan tracing kepada orang-orang yang sempat melakukan kontak dengan yang bersangkutan, termasuk tenaga kesehatan yang sempat merawatnya. Sampai akhirnya kami menemukan tiga tenaga kesehatan ini, yang hasil swabnya juga positif covid-19," terang Suyasa.

Mantan Kepala Dinas Pendidika  Pemuda dan Olahraga Buleleng ini juga tidak menampik, penularan virus corona ini terjadi, karena petugas medis tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, mengingat PDP 127 tidak memiliki gejala covid-19.

Kapan Gaji Ke-13 PNS Cair? Berapa Besarannya? Berikut Nilai Per Golongan dari Golongan I hingga VI

Majelis Hakim Tolak Eksepsi Penasihat Hukum Ketua KSP Sedana Yoga

Wamendag Jerry Sambuaga Sebut Digitalisasi Pasar Rakyat Jadi Tuntutan di Era Baru

Berkaca dari kasus tersebut, Suyasa mengaku pihaknya akan melakukan evaluasi kembali, terkait penggunaan APD untuk para tenaga kesehatan.

"Selama ini memang penanganan untuk pasien umum hanya menggunakan APD yang tidak terlalu lengkap seperti yang digunakan untuk menangani pasien bergejala atau yang sudah terkonfirmasi.  Kami akan lakukan evaluasi kembali terkait penggunaan APD untuk tenaga kesehatan, tentu harus dipikirkan efisiensinya," jelas Suyasa.

Apakah kasus ini dapat disebut sebagai klaster?

"Saat ini kami belum dapat menyebut kasus penularan covid-19 ini sebagai klaster. Kami masih menunggu hasil tracing kepada orang-orang yang sempat kontak dengan tiga tenaga kesehatan ini dulu, apakah penularannya meluas atau tidak. Hasil tracing juga menjadi bahan pertimbangan apakah rumah sakit tersebut akan ditutup sementara, atau tetap bisa memberikan pelayanan untuk masyarakat," jawab Suyasa.

Baru Empat Usaha Pariwisata yang Mengantongi Sertifikat Bebas Covid-19

Sejak diberlakukannya new normal pada 9 Juli kemarin, rupanya baru empat usaha pariwisata yang sudah mengantongi sertifikat bebas covid-19.

Diantaranya adalah Oasis Beach yang ada di Kecamatan Tejakula, Oasis Restaurant Mountain di Kecamatan Tejakula, Spice Dive Beach di Lovina, dan Air Panas di Kecamatan Banjar.

Sekda Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, sejatinya sudah ada 14 usaha pariwisata yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikat bebas covid-19 di Dinas Pariwisata Buleleng.

Namun yang sudah diterbitkan baru empat. Hal ini diklaim Suyasa terjadi lantaran petugas membutuhkan waktu untuk melakukan verifikasi di lapangan.

" Memang membutuhkan waktu, karena tim harus ke lapangan untuk melakukan verifikasi dan mengecek kesiapannya. Kami sedang berupaya untuk bekerja cepat," ucap Suyasa.

Suyasa pun kembali menegaskan, usaha pariwisata yang belum mengantongi sertifikat bebas covid-19 tidak diizinkan untuk beroperasi.

Bila hal ini tidak diindahkan, maka Dinas Pariwisata akan memberikan peringatan dan sanksi.

"Sesuai kesepakatan dengan Pemprov, yang tidak punya sertifikat, tidak boleh beroperasi. Syarat untuk mendapatkan sertifikat tidak susah kok. Cukup menyediakan  tempat cuci tangan, hand sanitizer. Jadi kami harap semua usaha pariwisata segera mengajukan, agar bisa diverifikasi," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved