Human Interest Story

Bosan Hidup Normal, Made Nusa Wibawa Sudah Tiga Tahun Hidup Nomaden dengan Campervan 

Bersama istri dan lima anaknya, Made Nusa Wibawa memilih hidup nomaden menggunakan mobil campervan.

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Made Nusa Wibawa dan keluarganya saat ditemui di parkir timur Lapangan Renon, Kamis (16/7/2020) sore kemarin 

 
"Sudah dua tahun keliling Jawa. Abis itu balik lagi ke Bali. Sumatera sudah tidak bisa karena lockdown. Ujung ke ujung sudah ke Jawa. Banten sampai Jawa timur. Tiap kota rata-rata kami nikmati semingu-dua minggu. Jalan lagi" tutur Nusa Wibawa. 

Ia mengaku tidak memiliki misi tertentu, melainkan hanya untuk menikmati hidup semata. Lalu bagaimana dengan sekolah lima anaknya? Nusa Wibawa mengaku dia tidak menyekolahkan anaknya sebagaimana anak-anak pada umumnya.

Meski tak bersekolah di tempat formal, Nusa Wibawa mengaku anak-anaknya selalu ia ajari membaca, menulis, berhitung sebagaimana yang didapatkan di sekolah-sekolah TK dan SD. 

Inggris Bongkar Jaringan Mata-mata Rusia yang Curi Data Riset Vaksin Corona, Ini Respon Moskow

Sara Connor Pulang ke Australia Hari Ini, Gunakan Paspor Emergency

Polres Tabanan Gandeng FKUB Awasi Penerapan Protokol Kesehatan di Tempat Ibadah

 
"Saya setiap hari ngajari anak saya bersama istri, jadi sekolahnya ya di sini juga," ucapnya

Untuk menopang kehidupan sehari-hari, Nusa Wibawa mengaku dapat uang dari teman dan hasil bekerja di perusahaan telekomunikasi di Jakarta.

"Cuma gak seberapa sih, karna saya gak kerja kantoran," ucapnya.

Baginya, hidup di alam bebas sangatlah memuaskan. Ia tidak harus terikat dengan berbagai budaya dan aturan dalam menjalani kehidupan ini. 

Pegawai DPRD Karangasem Kerja dari Rumah Pasca Ditemukan Pejabat Positif Covid-19

"Mungkin kalau ada kata di atas puas, saya di situ. Lebih dari puas," ujar Nusa Wibawa

Selama menjalani hidup secara nomaden dan tidur di alam bebas, Nusa Wibawa pun sudah kebal dengan aparat-aparat seperti Satpol PP yang kerap menanyakan identitas dan asal-usul mereka. 

"Sudah kebal kami. Yang paling teringat di Pantai Padang Galak. Itu karena suasana kaya gini ini. Jadi gak boleh katanya. Pernah saya sampai ditendang tapi akhirnya aman-aman saja, mau di mana saja aman," kata Nusa Wibawa. (*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved