Human Interest Story
Bosan Hidup Normal, Made Nusa Wibawa Sudah Tiga Tahun Hidup Nomaden dengan Campervan
Bersama istri dan lima anaknya, Made Nusa Wibawa memilih hidup nomaden menggunakan mobil campervan.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bersama istri dan lima anaknya, Made Nusa Wibawa memilih hidup nomaden menggunakan mobil campervan.
Sudah tiga tahun pria asal Nusa Lembongan itu hidup dengan cara berkeliling dari satu kota ke kota lainnya.
Ia mengaku sudah bosan hidup normal seperti orang kebanyakan.
"Saya mulai menjalani ini dari 2017. Kenapa begini, karena kami sudah tidak kuat hidup normal," kata Nusa Wibawa saat ditemui di parkiran timur lapangan Renon, Denpasar, Kamis (16/7/2020) sore kemarin.
Mobil yang digunakan Nusa Wibawa untuk hidup nomaden yakni mobil jenis elep.
Di dalam mobil itu berisi bak rumah mini, seperti dapur, tempat tidur, toilet, dan berbagai pernak-pernik rumah tangga lainnya.
Di mobil itulah, Nusa Wibawa hidup selama tiga tahun belakangan. Nusa Wibawa menamakan keluarganya Keluarga Kura-Kura.
• Pemkab Gianyar Salurkan Bantuan Sembako Tahap Dua kepada 27.320 KK
• Kasus Penipuan CPNS di Buleleng, Korban Alami Kerugian Rp 27,9 Juta
• Ditinggal Makan dan Belanja, Rumah di Gianyar Disatroni Maling, Barang Berharga Raib
Nusa Wibawa bersama istri dan lima anaknya memilih hidup nomaden ternyata bukan karena ia tak memiliki rumah, melainkan memang keinginan pribadinya bersama sang istri tercinta.
"Saya ada rumah di Batubulan. Kenapa memilih hidup di luar, karena punya rumah dengan halaman yang lebih luas itu lebih enak ternyata. Ini kan halamannya luas," kata pria yang mengaku bekerja di bidang teknologi informasi itu saat ditemui Tribun Bali.
Sebelum memutuskan untuk hidup nomaden, Nusa Wibawa menjalani hidup seperti kebanyakan orang pada umumnya.
Setiap hari, ia harus bangun pagi, mengantar anaknya ke sekolah, kemudian bekerja, dan pulang pada malam hari.
Bagi Nusa Wibawa, rutinitas hidup seperti itu sangat membosankan.
• Polisi Ungkap Penyelidikan Tentang Dugaan Syekh Puji Nikahi Siri Bocah 7 Tahun & Uang Rp 35 Miliar
• Sara Connor Akhirnya Tinggalkan Bali, Gunakan Paspor Emergency Dan Langsung Masuk Daftar Cekal
• Utang Indonesia Hingga Mei 2020 Naik, Tembus Rp 5.868 Triliun, Ini yang Mempengaruhi
"Alasan utama, gak kuat hidup bangun pagi, pulang malam, antar anak. Jemput anak sekolah tiap hari. Gak kuat saya, saya menyerah hidup kaya gitu," ucap pria dengan rambut gondrong dan brewok ini
Sejak 2017 silam, Nusa Wibawa bersama istri dan lima anaknya sudah sempat berkeliling pulau Jawa.
Dari barat Pulau Jawa sampai di Jawa timur ia sudah pernah nikmati mengunakan mobil campervan itu.
"Sudah dua tahun keliling Jawa. Abis itu balik lagi ke Bali. Sumatera sudah tidak bisa karena lockdown. Ujung ke ujung sudah ke Jawa. Banten sampai Jawa timur. Tiap kota rata-rata kami nikmati semingu-dua minggu. Jalan lagi" tutur Nusa Wibawa.
Ia mengaku tidak memiliki misi tertentu, melainkan hanya untuk menikmati hidup semata. Lalu bagaimana dengan sekolah lima anaknya? Nusa Wibawa mengaku dia tidak menyekolahkan anaknya sebagaimana anak-anak pada umumnya.
Meski tak bersekolah di tempat formal, Nusa Wibawa mengaku anak-anaknya selalu ia ajari membaca, menulis, berhitung sebagaimana yang didapatkan di sekolah-sekolah TK dan SD.
• Inggris Bongkar Jaringan Mata-mata Rusia yang Curi Data Riset Vaksin Corona, Ini Respon Moskow
• Sara Connor Pulang ke Australia Hari Ini, Gunakan Paspor Emergency
• Polres Tabanan Gandeng FKUB Awasi Penerapan Protokol Kesehatan di Tempat Ibadah
"Saya setiap hari ngajari anak saya bersama istri, jadi sekolahnya ya di sini juga," ucapnya
Untuk menopang kehidupan sehari-hari, Nusa Wibawa mengaku dapat uang dari teman dan hasil bekerja di perusahaan telekomunikasi di Jakarta.
"Cuma gak seberapa sih, karna saya gak kerja kantoran," ucapnya.
Baginya, hidup di alam bebas sangatlah memuaskan. Ia tidak harus terikat dengan berbagai budaya dan aturan dalam menjalani kehidupan ini.
• Pegawai DPRD Karangasem Kerja dari Rumah Pasca Ditemukan Pejabat Positif Covid-19
"Mungkin kalau ada kata di atas puas, saya di situ. Lebih dari puas," ujar Nusa Wibawa
Selama menjalani hidup secara nomaden dan tidur di alam bebas, Nusa Wibawa pun sudah kebal dengan aparat-aparat seperti Satpol PP yang kerap menanyakan identitas dan asal-usul mereka.
"Sudah kebal kami. Yang paling teringat di Pantai Padang Galak. Itu karena suasana kaya gini ini. Jadi gak boleh katanya. Pernah saya sampai ditendang tapi akhirnya aman-aman saja, mau di mana saja aman," kata Nusa Wibawa. (*)