Di Masa Pandemi Bekerja dan Kehidupan Pribadi Terasa Tanpa Sekat, Bagaimana Menyeimbangkannya?

Saat ini, sebagian orang masih menerapkan work from home. Hal ini membuat banyak orang bekerja berjam-jam dari rumah seakan tak ada lagi jam kerja pas

Dragonimages
Ilustrasi bekerja di rumah 

TRIBUN-BALI.COM - Saat ini, sebagian orang masih menerapkan work from home.

Hal ini membuat banyak orang bekerja berjam-jam dari rumah seakan tak ada lagi jam kerja pasti.

Sehingga, menjaga work-life balance (keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi) terasa semakin sulit.

Namun, menetapkan batasan antara pekerjaan dan waktu pribadi tetaplah penting untuk kesehatan fisik dan mental kita.

Orang-orang yang merasa tidak puas dengan keseimbangan antara waktu pribadi dan pekerjaan, dua kali lebih mungkin memiliki kesehatan yang buruk, menurut studi baru yang diterbitkan di BMC Public Health.

Para peneliti menganalisis hasil 6th European Working Condition Survey, yang mencakup tanggapan dari 32.275 pekerja di lebih dari 30 negara.

Soal dan Jawaban Belajar dari Rumah TVRI Untuk SMP, Jumat 17 Juli : Tokoh-tokoh Inspiratif Dunia

Beli Tiket dan Destinasi yang Belum Terekspos, Ini Kebiasaan Baru Traveller di Era New Normal

Ramalan Zodiak Cinta Jumat 17 Juli 2020, Leo Buka Hati, Pisces Hati-Hati Ada Orang Ketiga

Para wanita yang disurvei memiliki hubungan yang sedikit lebih kuat antara work-life balance dan kesehatan, sementara pria lebih cenderung tidak puas mengenai bagaimana pekerjaan mereka cocok dengan gaya hidup mereka.

Studi dari tim peneliti Jerman ini bukan yang pertama kalinya mengaitkan perilaku kerja dengan kualitas kesehatan.

Dalam meta-analisis yang diterbitkan di The Lancet pada tahun 2015, penulis studi menemukan orang yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu memiliki peningkatan risiko stroke dibandingkan mereka yang bekerja pada jam normal.

Studi lain yang diterbitkan dalam The Journal of Vocational Behavior mempertimbangkan bagaimana keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi berkaitan dengan kesehatan mental, serta kepuasan kerja dan kehidupan.

Orang-orang yang melaporkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan mereka cenderung tidak mengalami kecemasan dan depresi.

Namun, menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi seringkali lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

Dua pakar karier menjelaskan cara untuk menyeimbangkan keduanya, mengutip dari Insider.

Promo Indomaret Super Hemat 17-21 Juli 2020, Milk Fair, Diskon Deterjen hingga Tambah 2 Ribu Dapat 2

Kronologi YouTuber Cantik Ditangkap Polisi di Apartemennya di Jakarta Atas Dugaan Kasus Ini

Terima Surat Tugas dari DPP Golkar, Panji Astika Segera Cari Calon Wakil Bupati

1. Tetapkan prioritas apa yang penting bagi kita

Jebakan pekerjaan terlalu banyak terjadi, kata pelatih karier dan kepemimpinan Kathy Caprino.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved