Sapardi Djoko Damono Meninggal
Jenazahnya Dibawa ke Rumah Duka di Ciputat, Ini 5 Karya Sapardi Djoko Damono yang Paling Terkenal
Hingga saat ini rumah duka sudah confirm. Untuk informasi lanjutnya, belum ada. Ini saya mau ke rumah duka
Ungkapan duka mengalir dari warganet untuk Sapardi menjadikan topik “Pak Sapardi” trending di media sosial Twitter.
“Terima kasih Pak Sapardi Djoko Damono untuk karyanya yang meninggalkan kesan mendalam untuk saya. Dari tulisan bapak yang (tampak) sederhana, saya belajar banyak makna yang sama sekali tidak sederhana. Selamat jalan menuju keabadian pak,” tulis akun @RockNal
“Selamat jalan Pak Sapardi Hari ini masih hujan pak, meski tak lagi bulan Juni. #SapardiDjokoDamono,” tulis akun @Em_Alwi_A
Sosok Sapardi dikenal sebagai penyair, sekaligus dosen, pengamat sastra, kritikus sastra dan pakar sastra.
Sapardi lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Surakarta.
Sepanjang hidupnya ia telah banyak menciptakan karya yang membuat namanya dikenal di kalangan pegiat sastra.
Berikut ini sejumlah karya yang pernah dilahirkan Supardi
Hujan Bulan Juni adalah salah satu karya terkenal ciptaan Sapardi.
Hujan Bulan Juni bermula dari kumpulan puisi yang kemudian berkembang menjadi sebuah novel trilogi.
Novel ini bercerita mengenai kisah getir nan manis Sarwono dan Pingkan.
Novel ini juga diadaptasi ke dalam layar lebar yang diperankan oleh Adipati Dolken dan Velove Vexia.
• Festival Sastra 2015 Undiksha Berasa Sapardi Djoko Damono
Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni bahkan telah dialihbahasakan ke dalam empat bahasa yakni Inggris, Jepang, Arab, dan Mandarin.
Kumpulan puisi ini terbit pada 1994 memuat 102 puisi yang ditulis dalam rentang waktu 1964-1994.
Berikut ini syair lengkap puisi Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Pramono yang terbit pada 1989: