Sinopsis Film Horor Eli, Seseorang yang Tidak Bisa Bernapas Leluasa di Alam Bebas
Eli Miller menderita satu penyakit autoimun yang membuat dirinya harus menggunakan baju hazmat kemanapun ia pergi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tribunners, apa Anda menyukai film horor ?
Mungkin banyak orang yang menyukai film horor.
Ada beragam film horor yang telah tayang.
Satu diantaranya adalah film Eli.
• 5 DTW di Tabanan Dibuka untuk Wisatawan Lokal Mulai Senin 20 Juli 2020
• Mau Bisnis Online? Simak Tips Berikut
• Marak Kasus Tenggelam di Pantai, Polair Polres Badung Sirir Pantai dan Beri Imbauan
Bagaimana jadinya jika Anda mengidap sebuah penyakit yang tidak bisa membuat Anda bernapas leluasa di alam bebas?
Jika Anda tak sengaja bernapas, maka Anda langsung mengalami sesak napas.
Kulit Anda akan segera berubah warna.
Terdengar menyeramkan bukan?
Itu yang terjadi pada Eli Miller (Charlie Shotwell).
Ia menderita satu penyakit autoimun yang membuat dirinya harus menggunakan baju hazmat kemanapun ia pergi.
Bahkan, di rumah, ia ditempatkan di sebuah tenda transparan yang disuplai dengan udara murni agar bisa bernapas dan hidup.
Praktis, dengan ketidakmampuannya itu, Eli harus mandi dan makan di tenda transparan.
Sekali saja dia keluar, bisa sesak nafas hingga fatal dan menyebabkan kematian.
Kedua orangtua Eli, Rose (Kelly Reilly) dan Paul Miller (Max Martini) berjanji untuk menyembuhkan Eli, apapun yang terjadi.
Segala pengobatan mereka jalani dengan berapapun biayanya.
HIngga pada suatu ketika, mereka bertemu dengan Dr Isabella Horn (Lili Taylor).
Kepada kedua orangtua Eli, ia menjanjikan Eli bisa sembuh dan hidup seperti sedia kala.
Ketiganya harus tinggal di fasilitas yang telah disediakan oleh Dr Horn.
Fasilitas itu berupa kastil yang sudah dimodernisasi.
Selama beberapa saat, mereka harus dikarantina di situ.
Di kastil tersebut, Eli juga bisa tinggal dengan leluasa. Ia tak lagi harus tinggal di tenda transparan itu.
Ia bisa mandi dengan air tanpa harus takut tidak bisa bernapas.
Tahu ada fasilitas seperti itu, Eli langsung melepas baju hazmat dan memeluk ibunya.
Itu sudah lama tidak bisa ia lakukan karena penyakitnya.
Sedikit demi sedikit, Eli mulai betah tinggal di kastil itu meski jauh dari peradaban. Ia sering berjalan-jalan di sekitar untuk menghilangkan rasa bosan.
Tidak hanya itu, Eli juga bertemu dengan Haley (Sadie Sink). Keduanya sempat berbicara dan saling bermain tebak-tebakan.
Uniknya, interaksi itu dilakukan dengan Eli di dalam kastil dan Haley di luar. Mereka pun langsung menjadi sahabat.
Saat berinteraksi, Haley juga mengatakan kastil yang Eli tempati berhantu. Eli tak percaya dengan pernyataan Haley.
Namun, apa yang dikatakan Haley juga tidak ada salahnya.
Ketika Eli kembali ke kamar tidur dan memilih untuk belajar seni sulap lain, ia merasa seseorang hadir di kamarnya.
Tentu saja, sosok yang hadir di kamarnya bukanlah manusia melainkan entitas yang menghuni kastil itu.
Eli merasa terancam dengan itu. Ia kemudian meminta untuk tidur bersama orangtuanya.
Eli juga menyampaikan bahwa di kastil itu berhantu dan membuatnya bergidik.
Orangtua Eli tak percaya dengan itu dan meyakinkan anak tunggalnya itu untuk tidak memercayai apa yang ia lihat.
Akan tetapi, teror itu terus berlanjut.
Di kegelapan malam, Ei semakin diteror dengan sosok yang selalu menulis ‘Lie’ di kaca kamarnya.
Eli semakin curiga. Satu ketika, saat ia tidak tidur di malam hari, setan itu pun mengejar Eli lagi.
Kali ini, setannya tidak terlihat. Takut, Eli sembunyi di lemari hingga ditemukan oleh orangtua dan Dr Horn.
Sayang, meski diteror sedemikian rupa, orangtua dan Dr Horn tidak percaya dengan apa yang diceritakan Eli.
Dr Horn menilai itu adalah efek dari obat yang diberikan kepada Eli. Kedua orangtuanya juga menyepakati hal yang sama.
Dengan obat itu, Eli bisa saja berhalusinasi yang macam-macam, termasuk melihat hantu.
Eli bersikukuh apa yang dilihatnya bukan sebuah halusinasi.
Ketika berbaring di kamar dan melihat lemari tempat bersembunyi tadi, Eli kemudian sadar bahwa si hantu menulis sesuatu di pintu lemari yang jika dibaca menjadi nomor 317.
Eli menduga itu adalah kode untuk pintu-pintu yang ada di kastil Dr Horn.
Ia pun mencoba untuk membuka pintu itu dan menuju ke ruangan dimana data pasien sebelumnya disimpan.
Ternyata, terbukti bahwa apa yang dipraktikkan Dr Horn di kastil itu tak bisa menyembuhkan pasien.
Justru, semua pasien mati di pengobatan yang ketiga.
Bagaimana dengan nasib Eli?
Apakah dia bisa selamat dari percobaan Dr Horn?
Simak film ‘Eli’ hanya di Netflix.(*).
Artikel ini telah tayang di https://jogja.tribunnews.com/2020/07/19/sinopsis-film-horror-amerika-eli-di-netflix-penyakit-misterius-yang-mengerikan?page=all.