Human Interest Story

45 Tahun Menjadi Kusir Dokar, Ketut Nedeng Tetap Setia meski Hasil Tak Menentu

Ketut Nedeng datang ke Denpasar tahun 1970-an. Ia yang lahir dan berasal dari Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem ini mencoba mengadu nasib

Tribun Bali/Putu Supartika
Kusir dokar menunggu penumpang di Jalan Surapati Denpasar, Selasa (21/7/2020) 

Walaupun awalnya tak banyak yang peminat, namun seiring berjalannya waktu dokar gratis ini diserbu warga.

Bahkan mereka rela antre untuk bisa menikmati dokar gratis ini.

Nedeng pun didaulat menjadi koordinator kusir dokar ini.

Satlantas Polresta Denpasar Tilang Pelanggar Sepeda Motor di Pasar Bualu

Konsisten Tumbuh di Triwulan II 2020, BPR Lestari Bali Siap Genjot Pertumbuhan Kredit

Bupati Giri Prasta Terima Dandim 1611 Badung, Harapkan Kerja Sama dan Sinergi Tetap Terjaga

Nedeng dan 7 orang kawannya pun mendapat angin segar di tengah kesulitannya sebagai kusir dokar.

Ia mempunyai penghasilan tetap.

Namun sayang, pada tahun 2020 ini, pandemi Covid-19 meruntuhkan semuanya.

Program dokar gratis dihentikan, kusir dokar pun dirumahkan.

Ia harus kembali berjuang sendiri bersama dokarnya untuk bisa menggaet penumpang.

Di Depan Gedung Merdeka, Jalan Surapati Denpasar, ia menanti mereka yang ingin menggunakan jasanya.

Sejak 4 bulan lalu, program dokar gratis yang dibuat Pemkot Denpasar dihentikan karena pandemi Covid-19.

Otomatis ia kehilangan penghasilan tetapnya yang biasanya sebulan dapat Rp 2,5 juta dipotong uang administrasi.

"Karena Covid ini semua kusir dokar dirumahkan. Program dokar gratis setiap Sabtu dan Minggu sementara dihentikan," kata Nedeng yang biasa dipanggil Pak Dokar ini geleng-geleng kepala.

Bupati Giri Prasta Terima Dandim 1611 Badung, Harapkan Kerja Sama dan Sinergi Tetap Terjaga

Citilink Operasikan Seluruh Penerbangan di Terminal 3 Bandara Soetta Mulai 23 Juli 2020

Jadwal Belajar dari Rumah Edisi Selasa 21 Juli 2020 di TVRI, Ada Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

Dengan keahliannya hanya menjadi kusir dokar dan tak memiliki keterampilan lain, mau tak mau ia harus tetap menjadi kusir dokar.

Mencoba peruntungan bertahan hidup dengan dokar walau kadang sehari tak dapat penumpang dan pulang dengan tangan hampa.

"Kadang dapat satu dua penumpang dan kadang dalam sehari sepi tanpa penumpang. Penghasilan sulit sekarang, tapi setiap hari saya keluar karena inguh diam di rumah," kata Nedeng sembari mengelus kudanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved