Corona di Bali
Terapi Uap Arak Bali & Ekstrak Limau Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19 ? Begini Penjelasan Ahli
Pemerintah Provinsi Bali tengah berupaya mengembangkan ramuan dengan bahan dasar arak yang dicampur dengan berbagai rempah lain untuk mengobati pasien
Penulis: M. Firdian Sani | Editor: Ady Sucipto
Laporan Wartawan Tribun Bali, M. Fiadian Sani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali tengah berupaya mengembangkan ramuan dengan bahan dasar arak yang dicampur dengan berbagai rempah lain untuk mengobati pasien positif Covid-19.
Bukan untuk dikonsumsi, arak Bali itu dicampur bersama ekstrak limau dan minyak kayu putih agar dapat dihirup.
Kata dia ramuan itu dikemas dalam bentuk larutan dan dibuat di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali.
Sebagai tahap pengembangan, ramuan Covid-19 berbahan dasar arak ini sudah mulai diteliti untuk memastikan keefektifannya dalam penyembuhan.
Ketua Peneliti Riset Ramuan Arak tersebut adalah Prof I Made Agus Gelgel Wirasuta yang juga seorang ahli Toksikologi.
Ia mengatakan jika ramuan ini sudah mulai diuji coba pada tanggal 1 Juli 2020 lalu kepada pasien Covid-19, dan ia mengklaim kesembuhan pasien Covid-19 semakin cepat.
"Sesuai yang kita amati pasien itu mulanya sembuh dengan waktu yang bervariasi, rata-rata jumlah kesembuhan mereka 10 hari. namun dengan ramuan ini bisa 3 hari saja," katanya dihubungi Tribun Bali, Sabtu (25/7/2020) malam.
Dengan begitu ia menyimpulkan jika ramuan ini bekerja 70 persen untuk kesembuhan sang pasien.
Meski terbuat dari bahan tradisional dan tidak memiliki efek samping, kata dia tidak semua pasien covid bisa diberi ramuan ini.
"Kami berikan ini khusus pasien covid tanpa gejala atau selama ini dikenal dengan OTG," ucapnya.
Ia mengaku pengobatan tradisional ini telah mendapat restu dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali karena sudah sesuai dengan aturan Gubernur Bali Nomor 55 Tahun 2019 Tentang Layanan Kesehatan Tradisional.
Ia juga menjelaskan metode pengobatan cukup dengan melakukan terapi dengan cara menghirup uap rempah, dan dilakukan rutin mulai dari pagi, siang, dan malam.
"Pasien menghirup uap rempah berbahan dasar arak itu melalui nebulizer, mirip seperti tekhnik pernapasan pada yoga dan sudah didampingi oleh perawat," ucap dia.
Gelgel menduga jika uap yang dihasilkan melalui rempah itu konon bisa membersihkan paru-paru, dan seperti yang kita tahu, Covid-19 ini memang menyerang paru-paru ketika berhasil masuk dalam tubuh.
Namun karena belum mendapat hak paten, Gelgel belum mau menyebutkan apa saja rempah campuran berbahan dasar arak itu.
"Kalau sudah dapat hak paten baru kita sebarkan dan produksi secara massal," jelasnya.
Ia berharap obat tradisional ini bisa membantu dalam skala nasional ataupun internasional dan bisa segera mendapat hak paten. (*)