Alami Resesi, Pemulihan Ekonomi AS Diprediksi Akan Jadi Lebih Lambat, Ini Alasannya

Pandemi corona merusak merusak bisnis di seluruh negeri AS dan membuat jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan.

Editor: Wema Satya Dinata
ANTARA FOTO/REUTERS/ANDREW KELLY via KOMPAS.COM
Seseorang berjalan di bawah bendera Amerika Serikat di pantai Pulau Coney saat mewabahnya virus corona (Covid-19), di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, Minggu (19/4/2020). 

Semakin lama pandemi berlangsung tanpa vaksin, semakin lama output ekonomi sehingga ekonomi AS di bawah tingkat sebelum krisis dengan  meninggalkan persoalan bagi banyak bisnis dan pekerja.

"Kami melihat aktivitas ekonomi menunjukan rebound kuat pada Mei dan Juni, ini bisa mendorong  kenaikan kuat PDB pada kuartal ketiga," ujar  Andrew Hunter, ekonom senior AS di Capital Economics dalam riset, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/7/2020)

Namun demikian, AS masih menghadapi tantangan serangan kasus virus corona gelombang kedua yang  mulai membebani perekonomian pada bulan Juli.

“Dengan begitu, pemulihan 'berbentuk V' yang berkelanjutan tidak mungkin terjadi," ujar Hunter.

Dalam laporan terpisah, Kamis malam (30/7/2020),  Kementerian Tenaga Kerja AS menyatakan, jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat untuk minggu kedua berturut-turut.

Klaim awal melalui program negara reguler naik menjadi 1,43 juta dalam pekan yang berakhir 25 Juli, naik 12.000 dari minggu sebelumnya.

Ada 17 juta orang Amerika yang mengajukan tunjangan berkelanjutan melalui program-program itu pada periode yang berakhir 18 Juli, naik 867.000 dari minggu sebelumnya.

Efek pengumuman ini, pasar saham AS turun paling banyak dalam seminggu setelah rilis data, dan imbal hasil pada Treasury 10-tahun menurun.

Sekadar catatan,  pemulihan ekonomi  yang Nampak dari tenaga kerja sejatiya mulai nampak di Mei dan Juni.

Catatan Departemen Tenaga Kerja AS , ada 7,5 juta orang Amerika kembali bekerja pada Mei dan Juni digabungkan, gaji turun lebih dari 14,5 juta dari puncak pra-pandemi mereka.

Namun, Juli ekonomi AS kembali mendapat tantangan karena corona.

Itu pula yang menjadi dasare putusan Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya mendekati nol dan meluncurkan beberapa program pinjaman darurat yang diarahkan untuk mendorong kondisi perdagangandi pasar keuangan.

"Kami telah melihat beberapa tanda dalam beberapa pekan terakhir bahwa peningkatan kasus virus, dan langkah-langkah baru untuk mengendalikannya, mulai membebani aktivitas ekonomi," kata Ketua Fed Jerome Powell pada konferensi pers Rabu setelah dua hari bank sentral pertemuan kebijakan.

 "Secara seimbang, sepertinya data menunjukkan perlambatan dalam laju pemulihan," meskipun terlalu dini untuk mengatakan seberapa besar - atau berkelanjutan - periode ini, kata saat itu.

Kontraksi kuartal kedua AS bersumber dari investasi infrastruktur, peralatan, dan kekayaan intelektual merosot 27% per tahun, penurunan paling tajam sejak 1952, sementara investasi residensial turun pada tingkat 38,7%, terbesar sejak 1980.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved