Corona di Bali

Pelaku Pariwisata Asal Klungkung Ini Minta Hapus Syarat Tes Swab dan Rapid Masuk Bali

"Jika menggunakan swab test sebagai syarat wisatawan mancanegara masuk Bali, maka mereka akan berpikir lagi untuk datang ke Bali,"

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Eviera Paramita Sandi
Istimewa
Suasana Rapid Test di Bandara Ngurah Rai Bali 

Kemudian, wisatawan asing atau mancanegara dijamin oleh agen asuransi perjalanan.

"Nah Jika terjadi sesuatu di Bali, ada yang menjamin biaya mereka, termasuk jika terkena Covid-19. Jadi bukan ditanggung Pemprov Bali, tapi asuransi," ujar Wisnu.

Selain itu, menurut Wisnu, ada penjamin dari local suplier atau agen lokal di Bali untuk para wisman yang mereka datangkan.

Misalnya, tour operator, travel agent, hotel, atau pihak lain yang menjamin wisman tersebut.

"Surat jaminan itulah yang harus dibawa oleh wisatawan asing pada saat masuk dan diperiksa di Bandara Ngurah Rai. Dan itu tidak memerlukan biaya. Namun kalau syaratnya swab/PCR itu memerlukan biaya Rp 2 juta bahkan lebih bagi wisatawan yang akan masuk ke Indonesia, dan mereka harus melakukan itu di negaranya masing-masing. Sangat berat," papar Wisnu.

Bukan itu saja.

Wisnu hampir setiap hari getol mengunggah video menyuarakan penolakan swab dan rapid test untuk syarat administrasi perjalanan bagu wisman nanti.

Karena ia tahu betul dunia pariwisata secara internasional persaingannya begitu ketat.

Terlebih saat pandemi seperti ini.

"Mereka bersaing untuk bisa menjadi destinasi yang dikunjungi begitu pandemi ini selesai. Mohon maaf kami sampaikan, akan terjadi persaingan pasar, produk, persaingan harga. Jika kita bicara persaingan harga, biaya rapid/swab test awal di negara masing-masing itu adalah biaya beban yang harus ditanggung oleh wisatawan dan itu sangat tinggi. Lalu kita masih ingat, Indonesia bahkan oleh negara tetangga kita sendiri Malaysia, Singapura, Thailand, bahkan Jepang dan China tidak melibatkan kita sebagai bubble tourism mereka. Itu berat sekali. Jika ada tambahan biaya swab test dan rapid itu akan berat sekali," jelas Wisnu.

Usulan penghapusan syarat swab dan rapid test ini didukung pelaku pariwisata lainnya, I Nyoman Suharta.

Menurutnya, syarat tersebut semakin memberatkan wisatawan. Bukan hanya wisman, tapi juga wisatawan domestik.

“Syarat rapid dan swab test kurang mendukung upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali. Apalagi tes keduanya tidak menunjukkan bahwa itu positif Corona atau tidak,” ujar General Manager PT. Bali Prasarana Fortuna ini.

Menyikapi aspirasi tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gede Wayan Samsi Gunarta, menyatakan apa yang disuarakan pelaku pariwisata mungkin saja nanti diterapkan.

Namun demikian, kembali pemegang kebijakan ada di tangan Guberur Bali I Wayan Koster.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved