Corona di Bali

Pelaku Pariwisata Asal Klungkung Ini Minta Hapus Syarat Tes Swab dan Rapid Masuk Bali

"Jika menggunakan swab test sebagai syarat wisatawan mancanegara masuk Bali, maka mereka akan berpikir lagi untuk datang ke Bali,"

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Eviera Paramita Sandi
Istimewa
Suasana Rapid Test di Bandara Ngurah Rai Bali 

TRIBUN-BALI.COM - PELAKU pariwisata menyambut positif kembali dibukanya sektor pariwisata di tengah masa pandemi Covid-19.

Namun mereka meminta pemerintah menghapus syarat membawa surat keterangan tes swab maupun tes cepat (rapid test) bagi wisatawan yang masuk ke Bali.

Permintaan tersebut salah satunya disampaikan I Dewa Gede Wisnu Arimbawa.

Menurut pemilik salah satu travel agent ini, syarat hasil rapid test atau swab hanya akan membuat wisatawan berpikir dua kali berkunjung ke Pulau Dewata.

"Jika menggunakan swab test sebagai syarat wisatawan mancanegara masuk Bali, maka mereka akan berpikir lagi untuk datang ke Bali. Sebab seperti kita tahu, biaya swab test itu Rp 2,5 jutaan. Tentunya mereka akan pikir-pikir datang ke Bali," kata pria yang sudah bergelut di dunia pariwisata sejak tahun 1998 itu, Jumat (31/7/2020).

Buka Pariwisata Untuk Wisdom Mulai 31 Juli 2020, Bali Fokus Kembalikan Kepercayaan Wisatawan

Selain biaya swab test diperkirakan dapat menghambat datangnya wisatawan ke Bali, Wisnu Arimbawa juga punya beberapa pemikiran sederhana kenapa ia begitu getol menyuarakan ini di media sosial pribadinya.

Pertama, menurut Wisnu, Bali juga merupakan bagian dari pandemi ini.

Artinya, menurutnya, Bali tidak juga daerah yang tidak bebas Covid-19. Itu sebabnya, Wisnu menilai kebijakan wisman wajib swab test negatif jika hendak masuk Bali dianggap tidak fair.

"Jadi tidak fair jika kita membatasi seseorang untuk datang ke Bali sementara kita juga bagian dari pandemi itu sendiri," tegasnya.

Alasan kedua, Wisnu berpikir bahwa tidak ada orang sakit yang mau traveling atau berwisata.

Dalam artinya, jika orang yang sakit tentunya mereka akan berpikir 1.000 kali untuk berlibur.

"Karena bagaimana pun traveling atau berwisata itu adalah bagian terakhir dalam hidup seseorang. Secara umum orang harus merasa sehat terlebih dahulu barulah memutuskan untuk traveling apalagi dalam suasana pandemi seperti ini," ujar pria asal Klungkung itu.

Lalu jika tidak menggunakan rapid dan swab test, apa solusi yang ia tawarkan untuk pemerintah menjelang penerimaan wisatawan asing 11 September nanti?

Menurut Wisnu, ada beberapa syarat yang tidak membutuhkan biaya besar yang bisa diterapkan nantinya ketika wisman datang ke Bali.

Pertama, memastikan semua wisman yang datang ke Bali mengikuti tradisi, atau adaptasi kebiasaan baru, yaitu wisatawan selalu pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved