Disdik Tabanan Terapkan Belajar Kelompok, Guru Jemput Bola Mengajar Anak SD Kelas 1 hingga 3
Disdik Terapkan Belajar Kelompok, Guru Jemput Bola Mengajar Anak SD Kelas 1, 2, dan 3, Pembelajaran Jarak Jauh Kelas Rendah Dinilai Belum Efektif
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Dinas Pendidikan Tabanan kini menerapkan pembelajaran dengan sistem kelompok terhadap peserta didik jenjang Sekolah Dasar (SD) kelas rendah yakni kelas 1, 2, dan 3.
Sistemnya adalah guru kelas di masing-masing mendatangi tempat belajar kelompok siswa sesuai kesepakatan sebelumnya.
Dan untuk penetapan belajar kelompok, maksimal diikuti sebanyak 7 orang siswa.
Belajar kelompok ini diterapkan karena sistem pembelajaran jarak jauh dinilai masih kurang efektif terutama pada kelas rendah di jenjang sekolah dasar.
• Meski Sudah Dibuka, Pariwisata Bali Belum Berjalan Normal Seperti Sediakala
• Soal Anjuran Minum Arak, Bupati Gianyar Masih Tunggu Kajian
• Empat Personil Polsek Blahbatuh Selamatkan Ibu Melahirkan, Bayi Lahir di Mobil Patroli
Sehingga, sesuai hasil evaluasi dan persetujuan Komisi IV DPRD Tabanan, instruksi belajar kelompok ini dilaksanakan sejak dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021.
"Jadi untuk instruksi belajar kelompok ini karena pembelajaran jarak jauh untuk kelas rendah dinilai masih kurang efektif sesuai evaluasi yang dilakukan sebelumnya. Instruksi ini juga sudah mendapat persetujuan dari DPRD," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra, Minggu (2/8/2020).
Dia menjelaskan, belajar kelompok ini adalah salah satu cara agar pembelajaran menjadi efektif.
Caranya adalah kelompok dibentuk maksimal sebanyak tujuh orang siswa dengan catatan yang berdekatan.
Setelah kelompok terbentuk, barulah guru atau tenaga pengajar setempat datang ke tempat yang sudah disepakati sebelumnya misalnya di salah satu rumah siswa.
Dalam penerapannya, kata dia, setiap kelompok akan mendapatkan pelajaran secara langsung dari guru.
Kemudian, jika dalam satu kelas terdiri dari 20 orang siswa, maka akan dibagi menjadi tiga kelompok.
Sehingga, setiap kelompok tidak harus belajar setiap hari, namun pembelajaran bisa dilakukan dua hari sekali.
“Jadi tidak harus belajar setiap hari, namun berbeda dengan yang jumlah siswanya sedikit dalam satu kelas. Mereka bisa melakukannya setiap hari," jelas Putra.
Mantan Kabag Umum Setwan Tabanan ini mengharapkan, dengan diterapkannya pembelajaran kelompok bagi siswa kelas rendah ini nantinya memberikan efek yang positif.
Artinya proses pembelajaran bisa lebih maksimal ketika dilaksanakan dengan tatap muka langsung.
"Intinya pembelajaran menerapkan protokol kesehatan. Dan semoga dengan sistem ini siswa bisa lebih bersemangat belajar dan menjadi lebih efektif," harapnya.(*)