Trump Sebut Ledakan di Beirut Adalah Serangan Bom, Bukan Karena Faktor Zat Kimia Amonium Nitrat

"Amerika Serikat siap membantu Lebanon," kata Trump pada pertemuan singkat Gedung Putih mengenai ledakan Selasa, yang menewaskan sedikitnya 78 orang

Editor: Wema Satya Dinata
REUTERS PHOTO/MOHAMED AZAKIR
Tim pemadam kebakaran berusaha memadamkan api dalam ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus 2020. 

TRIBUN-BALI.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat analisis berbeda dibanding pernyataan sebelumnya dari para pejabat hingga Presiden Lebanon Michel Aoun.

Pada hari Selasa (4/8/2020) waktu setempat ia mengatakan, ledakan dahsyat di Beirut kemungkinan merupakan serangan bom.

Padahal, para pemimpin Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa ledakan itu kemungkinan disebabkan oleh bahan peledak tinggi yang telah disimpan di gudang-gudang di ibukota selama bertahun-tahun.

"Amerika Serikat siap membantu Lebanon," kata Trump pada pertemuan singkat Gedung Putih mengenai ledakan Selasa, yang menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai ribuan lainnya.

Polda Bali Akan Jemput Paksa Jerink Jika Mangkir Pada Panggilan Kedua

Sebanyak 37 Desa di Karangasem Berpotensi Kekeringan Saat Musim Kemarau

Dirut RSUD Sanjiwani Positif Covid-19, Winus Optimistis Upeksa Cepat Sehat

"Sepertinya serangan yang mengerikan."

Mengutip Reuters, ketika ditanya tentang penggambaran ledakannya, Trump mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan beberapa jenderal AS yang merasa ledakan itu bukan semacam jenis ledakan manufaktur.

Dia mengatakan kepada wartawan, "Menurut para jenderal yang tidak disebutkan namanya ini, ledakan itu tampaknya adalah serangan. Itu semacam bom.”

Dua pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan tidak jelas di mana Trump menerima informasi tersebut.

Akan tetapi, informasi awal tampaknya tidak menunjukkan bahwa ledakan itu adalah serangan.

Para pejabat mengatakan informasi sejauh ini hanya berasal dari pejabat Lebanon kepada publik.

Mereka menambahkan, masih dini untuk menyimpulkan penyebab ledakan dan jawabannya dapat berubah seiring berjalannya waktu.

Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa langkah-langkah keamanan dan mengatakan hal itu "tidak dapat diterima".

Aoun menyebut bahwa penimbunan zat kimia bersifat eksplosif tersebut “tidak dapat diterima”, karena dilakukan secara serampangan tanpa memperhatikan aspek keamanan.

Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan.

Perdana Menteri meminta kabinet pemerintahan menggelar rapat darurat terkait ledakan ini pada Rabu, serta mengatakan status darurat selama dua pekan harus segera diumumkan.

Cara Bertahan Saat Terjadinya Resesi Ekonomi, Simpan Dana Cadangan Hingga Jangan Kredit

Ledakan Dahsyat di Lebanon, Eks Bintang Film Porno Mia Khalifa Sebut Ada Unsur Konspirasi

Kapan TC Timnas Indonesia Senior dan U-19 Bisa Dimulai? Begini Jawaban Shin Tae-yong

Sejauh ini, setidaknya 78 orang dilaporkan tewas akibat ledakan, sementara sekitar 4.000 orang lainnya mengalami luka-luka.

Otoritas setempat menyebut kemungkinan korban meninggal dunia masih akan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi oleh petugas yang mencari korban di bawah reruntuhan bangunan.

“Apa yang kami saksikan di sini adalah sebuah malapetaka dahsyat. Korban bergelimpangan, kerusakan terjadi di mana-mana,” ujar kepala Palang Merah Lebanon, George Kettani, dalam wawancara dengan Mayadeen.

Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan dalam pidatonya bahwa harus ada pertanggungjawaban terhadap ledakan maut di “gudang yang berbahaya” ini.

“Mereka yang bertanggung jawab akan membayar dengan harga setimpal,” kata Diab, yang menambahkan bahwa rincian terkait hal ini akan disampaikan kepada publik.

Beberapa jam usai ledakan, yang terjadi sekitar pukul 6 petang waktu setempat, api masih menyala di wilayah pelabuhan sehingga terlihat cahaya kemerahan menjelang malam.

Sebagian korban luka dibawa ke luar Beirut untuk perawatan, karena rumah sakit di kota itu telah penuh oleh sebagian korban lain.

Apa itu Amonium nitrat?

Dikutip dari laman resmi Sentra Informasi Keracunan Nasional, amonium nitrat adalah zat kimia yang masuk golongan garam anorganik. Amonium nitrat bersifat mudah mencair.

Amonium nitrat digunakan sebagai pupuk, peledak, piroteknik, herbisidum, insektisidum, campuran pembeku, zat pengoksidasi, dan zat pengkatalisis.

Juga digunakan sebagai ekspektoran dan urinary acidifier, industri nitrous oxide, dalam campuran pembekuan, korek api, kembang api dan pupuk.

Amonium nitrat bersifat memiliki reaktivitas stabil tetapi memang bisa terurai jika dipanaskan sehingga harus menghindari panas berlebihan, bahan mudah terbakar, bahan organik, agen reduktor, asam kuat, dan logam bubuk.

Amonium nitrat juga tidak bisa dicampur dengan  bahan pereduksi, bahan yang mudah menyala, bahan organik, logam dan bahan alkali, asam asetat, aluminium, amonium klorida, bismut antimon, kadmium, karbon, klorida, kobalt kromium,tembaga, timah, magnesium, tembaga sulfat (anhidrat), kalium klorat dan air, logam bubuk, nikel, bahan organik, fosfor, kalium dan amonium sulfat, natrium, natrium hipoklorit, natrium perklorat, campuran natrium-kalium dan amonium sulfat, sulfur, dan seng.

Ambulans dari kota-kota sekitar juga dikerahkan untuk membantu evakuasi.

Ledakan besar terjadi di Beirut

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebuah ledakan besar mengguncang Beirut pada Selasa, yang mengakibatkan banyak orang terluka ketika kaca pecah serta balkon-balkon runtuh, kata saksi mata Reuters.

Kantor berita pemerintah Lebanon NNA dan dua sumber keamanan mengatakan ledakan itu terjadi di daerah pelabuhan di mana terletak gudang-gudang yang menampung bahan peledak.

Tidak segera jelas apa yang menyebabkan ledakan atau jenis bahan peledak di gudang itu.

"Saya melihat bola api dan asap mengepul di atas Beirut. Orang-orang berteriak dan berlari, berdarah. Balkon-balkon beterbangan dari bangunan. Kaca di gedung-gedung tinggi hancur dan jatuh ke jalan," kata seorang saksi mata Reuters.

Televisi lokal LBC mengutip menteri kesehatan yang mengatakan ada korban cedera "dalam jumlah yang sangat besar" dan sejumlah besar kerusakan. Televisi Al Mayadeen mengatakan ratusan orang terluka.

Seorang saksi mata dari Reuters mengatakan dia melihat asap abu-abu tebal di dekat area pelabuhan dan kemudian mendengar ledakan serta melihat api dan asap hitam:

"Semua jendela di pusat kota hancur dan orang-orang yang terluka berjalan di sekitarnya. Ini adalah kekacauan total".

Banyak korban yang masih terperangkap

Sementara itu Kepala Palang Merah Lebanon George Kettaneh mengatakan ratusan orang yang terluka dalam ledakan di pelabuhan Beirut dibawa ke rumah sakit, tetapi banyak yang masih terperangkap di rumah-rumah yang rusak akibat ledakan tersebut.

Ia mengatakan kepada media setempat bahwa tidak ada angka pasti jumlah korban yang terluka karena banyak yang masih terperangkap di rumah-rumah dan di dalam wilayah ledakan.

Yang lainnya diselamatkan dengan perahu.

Media Lebanon LBCI mengutip Hotel Dieu Hospital di Beirut yang mengatakan bahwa mereka merawat lebih dari 500 orang dan tidak dapat menerima lebih dari itu.

Puluhan orang yang terluka perlu operasi, kata rumah sakit itu seraya meminta sumbangan darah.

Rekaman ledakan yang beredar di publik melalui media sosial menunjukkan asap naik dari distrik pelabuhan yang diikuti oleh ledakan besar.

Mereka yang merekam apa yang awalnya tampak seperti kobaran api besar kemudian dikejutkan oleh ledakan itu.

Setidaknya 10 jenazah dibawa ke rumah sakit, sumber keamanan dan sumber medis mengatakan kepada Reuters.(*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Dugaan Trump, ledakan Beirut tampaknya berasal dari 'serangan bom'

 

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved