Dipercaya sebagai Titisan Siluman, Buaya Raksasa Ini Dipotong Kepalanya & Dikubur via Ritual Khusus

Kendati sudah mati, warga setempat meyakini jika buaya raksasa tersebut harus dikuburkan dengan ritual khusus.

Editor: Ady Sucipto
Bangka Pos/Fery Laskari
Buaya Sungai Kayubesi yang mati diangkut menggunakan alat berat untuk dimakamkan, Rabu (5/8/2020) 

Mantan Kepala Dinas Pariwisata ini menuturkan, apabila gangguan sudah menyangkut kepentingan seluruh warga kampung yang memanfaatkan sungai, maka perlu diadakan upacara taber sungai.

Selain itu, ada kepercayaan bahwa pada tiap-tiap lubuk atau bagian sungai yang lebar dan dalam biasanya dihuni oleh seekor buaya besar yang disebut puaka.

Apabila buaya-buaya puaka berpindah ke salah satu lubuk, maka buaya itu harus bertarung melawan puaka lubuk tersebut.

Menurut Elvian, apabila menang, buaya tersebut menelan satu butir batu sungai.

Kemudian, apabila menang dalam bertarung pada tujuh lubuk, maka dalam perutnya akan ditemukan tujuh butir batu sungai.

"Buaya-buaya yang kalah bertarung inilah yang biasanya membuat onar terhadap manusia yang kehalen (berbuat kesalahan dengan melanggar pantang larang)," kata dia.

Menurut Elvian, untuk menangkal gangguan buaya, perlu dilakukan ritual atau upacara yang dilakukan masyarakat setempat.

Tampak Pawang Buaya, Mang Ademi (60) duduk di punggung buaya untuk mengikat tali agar buaya tidak mengamuk saat ditonton warga, Selasa (4/8/2020).
Tampak Pawang Buaya, Mang Ademi (60) duduk di punggung buaya untuk mengikat tali agar buaya tidak mengamuk saat ditonton warga, Selasa (4/8/2020). (Feri Laskari/Bangka Pos)

Buaya Monster Setengah Ton Ditangkap Warga

Seekor buaya monster seberat setengah ton atau 500 kilogram  berhasil ditangkap warga di Sungai Kayubesi Kecamatan Puding Besar, Bangka. 

Proses penangkapan buaya monster tersebut dipimpin oleh seorang pawang buaya bernama Mang Ademi (62). 

Uniknya, buaya monster seberat setengah ton tersebut ternyata tidak bergigi alias ompong.

Namun jangan salah, kendati buaya ompong dilaporkan sudah banyak korban yang tewas dimangsanya. 

Banyak larangan yang harus diindahkan saat berada di aliran sungai ini.

Jika melanggar, maka buaya sungai itu akan mengamuk, memangsa siapa saja yang ditemuinya.

Demikian disampaikan Mang Ademi (62), pawang buaya Desa Kayubesi ketika ditemui Bangka Pos, Selasa (4/8/2020) di desa setempat pasca penangkapan buaya ompong nan ganas seberat setengah ton berusia 112 tahun, pemangsa manusia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved