Supported Content

New Normal Satgas Gotong Royong Kelurahan Pemecutan Intensifkan Sosialisasi Audio

New Normal Satgas Gotong Royong Kelurahan Pemecutan Intensifkan Sosialisasi Audio

ist
Aktivitas Mobile Sosialisasi Audio Petugas Posko Satgas Gotong Royong Covid-19 di wilayah Kelurahan Pemecutan, Kota Denpasar, Bali, pada Rabu (12/8/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Memasuki era tatanan kehidupan baru, Satuan Petugas Gotong Royong Covid-19 Kelurahan Pemecutan Kota Denpasar mengintensifkan kegiatan sosialisasi protokol kesehatan lewat mobil audio keliling di tempat – tempat keramaian.

Sosialisasi audio dilakukan dengan menggunakan sebuah mobil patroli kelurahan berjenis mobil pick up yang telah dimodifikasi dengan tempat duduk, kemudian ditemptkanlah speaker pengeras suara dan di play audio imbauan protokol kesehatan.

Imbauan protokol kesehatan diputar dengan durasi 45 menit dari mobil yang diberhentikan di pasar-pasar hingga gang-gang permukiman warga, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait protokol kesehatan seperti penggunaan masker, social distancing, rajin mencuci tangan, serta Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Seperti disampaikan Lurah Pemecutan Ida Bagus Agung Upawana Manuaba, S.E saat dijumpai Tribun Bali di ruang kerjanya, Kantor Kelurahan Pemecutan, Jalan Imam Bonjol No.22, Kota Denpasar, Bali, Rabu (12/8/2020).

“Untuk tahap new normal ini yang kami maksimalkan adalah penggunaan audio untuk sosialisasi di wilayah Kelurahan Pemecutan dari tempat-temat keramaian hingga permukiman warga,” kata dia

Ia menjelaskan, terdapat beberapa program aktivitas Satgas Gotong Royong mulai dari menyusun dan menerapkan teknis protokol kesehatan bagi masyarakat, penyemprotan disinfektan secara menyeluruh dan berkala, patroli wilayah, sosialisasi langsung ke masyarakat hingga pelaksanaan rapid test massal di wilayah – wilayah kontak erat

Upawana sebagai lurah mengerahkan segala upaya untuk memaksimalkan percepatan penanganan virus corona di kelurahan yang terdiri dari 15 Banjar itu. Di Kelurahan Pemecutan, masing-masing banjar memiliki Satgas Covid-19 Lingkungan yang berkoordinasi dengan Satgas Posko Induk Kelurahan Pemecutan yang berada di Pasar Pasah Pemedilan dan Pasar Pemeregan

Pihaknya menekankan agar penerapan protokol kesehatan menjadi kesadaran setiap unsur masyarakat tanpa harus menunggu instruksi dari kepala lingkungan maupun pecalang setempat. Perkumpulan ibu-ibu PKK, Seeka Taruna juga digencarkankan untuk melakukan sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pemasangan pamflet-pamflet standar operasional prosedur (SOP) new normal di tempat pelayanan masyarakat, pertokoan, warung dan pasar-pasar, utamanya pusat-pusat keramaian.

“Posko induk kami dirikan pasar di pusat keramaian aktivitas orang jadi langsung bisa monitor penggunaan masker, sosialisasi kepada pedagang dan masyarakat yang berkunjung ke pasar. Petugas posko juga telah diserahkan ke masing-masing banjar,” terangnya.

Lurah mengatakan pihaknya mengerahkan sebanyak sejumlah personel yang terdiri dari unsur pecalang banjar, Linmas, Bhabinkamtibas, Babinsa, hingga pengelola pasar. Petugas berjaga secara bergiliran sesuai jadwal yang disusun.

Pencegahan covid-19 juga dilakukan dengan berbagai upaya seperti menempatkan tepat cuci tangan di tempat keramaian seperti pasar, kantor kelurahan, Setra Badung, tempat ibadah, serta memasang antiseptic gate , pendataan masyarakat pendatang baru.

Bertugas sebagai Satgas tentu memilliki banyak dinamika saat menghadapi masyarakat, Upawana menuturkan, ada suka duka selama masa pandemi covid-19, bila terkadang petugas harus tarik ulur saat berhadapan dengan warga yang tidak mau patuh.

“Dukanya jika ada warga yang meremehkan virus ini, termakan isu di media social, akhirnya menentang, tidak mau dirujuk alasannya makannya gimana, setelah diberikan pengertian akhirnya mau. Kemudian ada yang mau dirapid test malah kabur, waktu kasus klaster tanah kontrakan. Lalu ada pula warga yang menolak mobil sembako lewat di depan rumahnya, padahal katanya mau berempati

Di lain sisi, Upawana bersyukur masih banyak warganya yang kooperatif dan disipllin mematuhi peraturan pemerintah. Masing-masing banjar secara swadaya maupun bantuan dari Dinas Sosial rutin menyalurkan sembako bagi warga yang menjalani isolasi mandiri.

“Yang saya syukuri banyak masyarakat yang pro aktif dan kooperatif melaksanakan kegiatan langsung protokol kesehatan,”

Untuk diketahui, Kelurahan Pemecutan per Rabu (12/8/2020) terdapat 74 kasus terkonfirmasi positif covid-19. 70 diantaranya sudah sembuh dan 4 masih dalam perawatan. Kasus di wilayah ini mulai mengalami tren penurunan, dari sebelumnya kasus konfirmasi bisa mencapai 4 kasus kali ini hanya 1 hingga 2 kasus setiap ada konfirmasi positif.

Melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) institut Seni Indonesia Denpasar

Mohammad Donny Saputra mahasiswa KKN ISI Denpasar pada Minggu pertama KKN 3-7 Agustus 2020 telah melaksanakan beberapa program kerja seperti membantu kantor kelurahan melakukan sosialisasi new normal.

Dilakukan survey mengenai pemahaman masyarakat tentang new normal utamanya masyarakat yang bekerja di luar rumah serta masyarakat yang memiliki potensi interksi dengan banyak orang di Pasar Pasah dan Pasar Kumbasari.

Selain itu juga dilakukan riset secara door to door kepada para pedagang yang memiliki toko di Jalan Imam Bonjol dan Jalan Hassanudin. Riset tersebut kemudian digunakan unntuk pembuatan video pendek.

Dari hasil survey tersebut persentase dari sejumlah responden banyak masyarakat yang masih sedikit mengetahui tentang new normal sebesar 38,9 persen, mengetahui new normal 33,3 persen dan tidak mengetahui new normal 27,8 persen.

Akan tetapi masysarakat mayoritas sudah menerapkan protokol kesehatan, seperti memahai pentingnya menggunakan masker, jaga jarak, menjaga kesehatan serta kebersihan diri.

Lurah Pemecutan berpesan agar masyarakat memproteksi diri terhadap virus ini, karena bagaimana pun juga virus ini ada di tengah-tengah masyarakat, orang-orang harus menjaga diri, orang lain dan lingkungnnya

“Jangan sampai merugikan orang lain. Di era new normal ini tetap jaga diri, jaga keluarga, jaga usaha berpendapat boleh tetapi tidak memaksakan pendapat, biasakan kebiasan umum yang baru ya kita pakai masker dan jaga jarak, setuju atau tidak ini demi kebaikan bersama, tidak ada ruginya,” harapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved