Pejabatnya Kunjungi Taiwan, China Peringatkan AS untuk Tidak 'Bermain Api'
Beijing mengecam kunjungan itu dan mengatakan, China "dengan tegas menentang pertukaran resmi antara AS dan Taiwan dengan dalih apa pun".
TRIBUN-BALI.COM - China memperingatkan Washington untuk tidak "bermain api" saat delegasi Amerika Serikat (AS) melakukan perjalanan bersejarah ke Taiwan, yang Beijing klaim sebagai wilayah mereka.
Beijing geram dengan kunjungan pejabat tertinggi negeri uak Sam dalam beberapa dekade terakhir ke Taiwan, ketika hubungan AS-China jatuh ke rekor terendah karena berbagai masalah, mulai dari perdagangan hingga militer dan pandemi virus corona baru.
Menteri Kesehatan AS Alex Azar menyelesaikan kunjungan tiga hari ke Taiwan, di mana dia mengkritik penanganan pandemi oleh China dan mengunjungi kuil mantan Presiden Taiwan yang dibenci oleh kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok.
Beijing mengecam kunjungan itu dan mengatakan, China "dengan tegas menentang pertukaran resmi antara AS dan Taiwan dengan dalih apa pun".
• Tiket.com Bangkitkan Pariwisata Domestik dan Gandeng Dinas Pariwisata Bali
• Dua Gadis Cekik Nenek 68 Tahun hingga Tewas, Berawal dari Niat Merampok
• Kamu Mencari Hotel Murah? Tiket.com Tebar Promo Hotel Mulai Rp 99.000
"Mengenai masalah yang melibatkan kepentingan inti China, beberapa orang di AS tidak boleh menyembunyikan ilusi, mereka yang bermain api akan terbakar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian, Rabu (12/8/2020), seperti dikutip Channel News Asia.
"Saya juga ingin mengingatkan pihak berwenang Taiwan untuk tidak tunduk pada orang lain, mengandalkan dukungan orang asing, dan bertekad mengejar kemerdekaan, yang merupakan jalan buntu," tegas Zhao.
Warisan demokrasi
Beijing menegaskan, Taiwan, yang telah memerintah sendiri sejak 1949, adalah bagian dari "satu China".
Dan, China telah bersumpah untuk bereaksi dengan kekerasan jika secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan.
Pada hari terakhir perjalanan, Rabu (12/8), Azar mengunjungi kuil untuk mendiang Presiden Taiwan Lee Teng-hui, memuji perannya dalam mengarahkan transisi pulau itu menuju demokrasi.
Anggota kabinet Pemerintahan Donald Trump itu menulis pesan belasungkawa untuk Lee, yang meninggal bulan lalu dalam usia 97 tahun.
"Warisan demokrasi Presiden Lee akan selamanya mendorong hubungan AS-Taiwan ke depan," tulis Azar.
Lee adalah sosok yang menjulang tinggi dalam sejarah Taiwan baru-baru ini.
Dia menentang China dengan mendorong Taiwan untuk diakui sebagai negara yang berdaulat dan mendapatkan julukan "Tuan Demokrasi" untuk peran yang ia mainkan dalam transisi dari pemerintahan otoriter.
• PTPP Garap Proyek Bendungan Tamblang di Kubutambahan Buleleng Senilai Rp 769 Miliar
• Menteri Edhy: Karang Hias di Bali Potensi Jadi Ekonomi Baru dari Sektor Budidaya Kelautan
• 3 Zodiak Betah Jomblo di Tahun 2020: Sagitarius Tipe Orang yang Selalu Ingin Kebebasan
Beijing membenci Lee.
Ketika berita kematiannya muncul, media Pemerintah China menyebutnya "ayah baptis pemisahan diri Taiwan".(*)