Virus Corona

Virus Corona Ternyata Tak Hilang Saat Musim Panas, Ini Fakta dan Penjelasannya

Hingga saat ini, beberapa negara terpanas di dunia - Brasil dan Arab Saudi, misalnya - mencatatkan wabah virus corona terbesar.

Editor: Wema Satya Dinata
Pixabay
Ilustrasi virus corona covid-19 melanda dunia. 

TRIBUN-BALI.COM - Saat pandemi virus corona (Covid-19) menyebar di dunia, beredar informasi bahwa virus mematikan ini akan lenyap saat musim panas.

Tapi faktanya tidak begitu. Hingga saat ini, beberapa negara terpanas di dunia - Brasil dan Arab Saudi, misalnya - mencatatkan kasus virus corona terbesar.

Melansir Jerusalem Post, banyak penyakit menular bersifat musiman.

Sehingga, cukup masuk akal untuk berharap bahwa virus corona baru juga akan demikian.

Jaksa Pinangki Ditetapkan Jadi Tersangka dan Ditahan, Diduga Terima Gratifikasi dari Djoko Tjandra

Ini 5 Langkah Sederhana untuk Mendapatkan Kulit Wajah Sehat & Glowing, Bisa Dilakukan di Rumah

Wakapolri Ancam Copot Kapolda, Kapolres dan Kapolsek yang Tak Serius Cegah Covid-19

Tetapi seiring berjalannya musim panas, sinar matahari menjadi cerah dan cuaca hangat hanya berdampak kecil pada potensi menghilangnya penyakit ini.

“Ada harapan virus corona akan menghilang di musim panas karena beberapa virus sensitif iklim dan, setidaknya pada awalnya, tampaknya penyebaran virus juga lebih sedikit di negara-negara yang beriklim sedang,” kata Prof Chaim Putterman, dekan untuk penelitian dan direktur institut penelitian Pusat Medis Galilea di Fakultas Kedokteran Azrieli di Universitas Bar-Ilan.

Harapan dan doanya adalah di musim panas, iklim yang lebih hangat akan melemahkan penyebaran corona. Sayangnya, itu tidak terjadi.

 Flu adalah contoh penyakit musiman.

Wabah meningkat pada musim gugur dan lonjakan di musim dingin.

Wabah polio yang paling parah, ketika masih menjadi penyakit umum, terjadi pada musim panas.

Tantangannya, menurut Ran Nir-Paz, seorang dokter senior di departemen mikrobiologi klinis dan penyakit menular dari Hadassah-University Medical Center, adalah bahwa virus corona merupakan virus baru.

Oleh karena itu, hanya sedikit yang diketahui tentang virus ini.

"Itu sebabnya, kami tidak dapat membuat asumsi," jelas Ran Nir-Paz kepada Jerusalem Post.

 Nir-Paz mengatakan asumsi musiman itu jauh dari kenyataan.

Awas, Ini Bahaya Mengkonsumsi Kerupuk Secara Berlebihan, Dapat Menyebabkan Gagal Ginjal

Jadwal Perempat Final Liga Champions, Dibuka Atalanta vs PSG, Wakil Prancis Diunggulkan

Pasca Tragedi Ledakan Dahsyat, Lebanon Kini Catat Rekor Kasus Covid-19 Harian Tertinggi

Sebaliknya, ada pemahaman bahwa ketika orang berada di luar, mereka cenderung tidak tertular virus corona.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved