Wiradana Respon Potongan Asbes dengan Lukisan Primitif, Ditempel Mengelilingi Tembok Rumahnya

Seniman I Made Wiradana merespon potongan-potongan asbes menjadi karya seni yang menarik.

TRIBUN BALI/I PUTU SUPARTIKA
I Made Wiradana saat memasang potongan asbes di temboknya 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Seniman I Made Wiradana merespon potongan-potongan asbes menjadi karya seni yang menarik.

Di atas potongan asbes dengan berbagai ukuran tersebut ia menggambar objek baik berupa binatang maupun wajah manusia.

Berbagai karakter dan berbagai bentuk ia buat dengan perpaduan warna hitam putih dan merah.

Walaupun demikian objek yang digambar ini sangat unik dan primitif.

Armantha Rajin Mengikuti Serangkaian Kegiatan Prolanis, Menjadi Semakin Sehat

Penyidik Kejati Bali Kembali Sita Aset Tri Nugraha

Ini 4 Tips Agar Anda Terhindar dari Risiko Kanker Payudara, Diantaranya Pilih Bra yang Tepat

Setelah selesai menggambar, potongan-potongan asbes tersebut dipaku pada tembok rumahnya.

Wiradana mengatakan, bahwa ide awalnya dirinya melihat potongan asbes bekas bongkar-bongkaran rumah.

"Daripada jadi sampah, saya kumpulin dan mulai seminggu lalu saya respon, isi ventuk unik dan saya pasang di tembok. Anggap itu instalasi menarik," katanya di kediamannya di Jalan Ratna, Gang Jepun Nomor 3, Denpasar, Bali.

Ia pun mengaku akan menempeli semu tembok rumahnya dengan potongan asbes ini.

Dalam melukis ini, dia lakukan sendiri.

"Konsepnya improvisasi bentuk. Apa yang saya lihat bentuknya lalu saya respon dengan gambar binatang atau wajah primitif," katanya.

Ia mengambil bentuk primitif karena bisa ada di mana-mana dan bisa direspon.

Selain itu, primitif juga memiliki roh dan karakter kuat.

"Saya tertarik spirit itu sejak saya kuliah di ISI Jogja. Primitif itu sederhana, tanpa harus ada ruang, tanpa perspetif tanpa harus persis, saya buat orang apa adanya, tapi semua orang tahu itu manusia," katanya.

Primitif menurutnya juga memiliki taksu dan jiwa.

Ia mengatakan, tembok miliknya memiliki keliling kurang lebih 50 meter.

Dan untuk menutup temboknya ia perlu 10 ribu keping asbes dalam ukuran besar maupun kecil. (*).

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved