Corona di Bali

Aprindo Bali Akui Ada Penurunan Bisnis Akibat Pandemi Covid-19

Pengusaha ritel, Agung Agra Putra, turut merasakan dampak Covid-19 yang kian menggerogoti ekonomi, khususnya di Bali

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Dok
Pengusaha ritel, Agung Agra Putra. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pengusaha ritel, Agung Agra Putra, turut merasakan dampak Covid-19 yang kian menggerogoti ekonomi, khususnya di Bali.

Pria yang juga Ketua Aprindo Bali ini, menjelaskan omzet turun itu sudah menjadi kepastian dalam kondisi saat ini. 

"Saya rasa pelaku usaha yang masih bisa berjalan mencoba survive, pastinya memotong banyak hal seperti cost, efisiensi di segala lini," jelasnya kepada Tribun Bali, Jumat (14/8/2020).

Sehingga baginya, Agra sapaan akrabnya, mengatakan peran pemerintah sangat dibutuhkan.

Selain stimulus untuk meringankan beban pelaku usaha sehingga bisa bertahan, stimulus untuk meningkatkan daya beli masyarakat juga tidak bisa diabaikan, sehingga tingkat konsumsi bisa meningkat.

"Pelaku usaha siap untuk beroperasi/berproduksi. Tetapi jika permintaan (demand) tidak ada maka akan percuma," tegasnya.

Proyek-proyek pemerintah diharapkan sudah bisa dijalankan tahun ini.

"Jangan menunggu tahun depan," tegasnya.

Kemudian pariwisata Bali harus yang paling pertama dibangkitkan, karena core perekonomian Bali berlangsung di sini.

"Dengan cara seperti kegiatan pemerintah pusat, kementerian, pemerintah daerah lainnya diadakan di Bali," katanya.

Sehingga tercipta permintaan akan kamar, meeting dan ini akan menghidupkan kembali sektor-sektor usaha lainnya yang selama ini mendukung sektor pariwisata.

"Setelah roda ekonomi kembali berputar, baru kita berpikir untuk mulai mengurangi ketergantungan terhadap sektor pariwisata," katanya.

Sehingga sektor-sektor lainnya pun, harus mengubah orientasinya tidak lagi hanya memenuhi permintaan Bali. khususnya permintaan sektor pariwisata Bali.

Tetapi harus sudah bagaimana memenuhi permintaan di luar daerah Bali maupun permintaan luar negeri.

Hal ini membuat akan ada dana masuk ke Bali, dan tidak hanya dari sektor pariwisata saja.

"Dengan begitu struktur ekonomi kita tidak hanya didominasi pariwisata, tetapi lebih seimbang lagi dengan sektor-sektor lainnya, seperti pertanian (dlm arti luas), industri, dan lainnya," jelas Agra.

Proyek-proyek pemerintah di Bali seharusnya bisa diambil oleh pelaku usaha di Bali.

"Tapi realitanya proyek-proyek tersebut kebanyakan tendernya dimenangkan oleh perusahaan di pusat (Jakarta) atau di luar Bali," tegasnya.

Ini akan menjadi percuma, karena uangnya akan keluar dari Bali lagi.

Hanya sebagian kecil yang dinikmati masyarakat Bali.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved