Alami Luka Tembak, Dinas PKP Bangli Bawa Burung Hantu Tito Alba ke Tempat Penangkaran

Burung tersebut memiliki luka tembak di sayap sebelah kanan, dan saat ini telah dibawa ke Penangkaran Burung Hantu di wilayah Tabanan

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Pihak Dinas PKP ketika melakukan pejajakan wilayah Desa Bunutin, Bangli. Burung hantu yang diselamatkan warga akhirnya dibawa ke tempat penangkaran untuk menjalani parawatan. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Seekor burung hantu jenis Tito Alba ditemukan di wilayah Desa Bunutin, Bangli.

 Burung tersebut memiliki luka tembak di sayap sebelah kanan, dan saat ini telah dibawa ke Penangkaran Burung Hantu di wilayah Tabanan.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma mengungkapkan informasi mengenai burung hantu tersebut diketahui dari media sosial.

Dimana ada seorang warga asal Banjar Dadia Puri, Desa Bunutin yang menyelamatkan seekor burung hantu yang tertembak.

Pada RKTM 2020 di Bali, Kemenperin Tegaskan Fokus Anggaran untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

Kapasitas Tempat Tidur di 2 RS Rujukan Covid-19 di Tabanan Hampir Penuh

Pasar Senggol Tabanan Akan Digeser ke Pesiapan, Bupati Eka Belum Bebaskan Jam Operasional Pasar

 “Dari informasi tersebut, pada hari Rabu (18/8/2020) kami akhirnya mendatangi lokasinya,” ujar dia Jumat (21/8/2020).

Sarma mengatakan, secara fisik burung hantu ini merupakan indukan, dan memiliki luka tembak pada sayap bagian kanan.

Dari hasil penjajakan, burung hantu Tito Alba tersebut selanjutnya dibawa ke tempat penangkaran di wilayah Tabanan.

“Karena burung hantu ini merupakan musuh alami tikus, maka dari itu kita dari pertanian yang mengambil peran.

Dalam hal ini kami tidak mencari siapa yang menembak, hanya fokus untuk menyelamatkan saja,” katanya,

Sarma mengatakan, apabila nantinya burung hantu tersebut sudah sembuh pihaknya berencana untuk menempatkan di tempat yang telah tersedia.

 Hal ini mengingat pada akhir tahun 2019 lalu, Dinas PKP sempat mendapat bantuan dua unit rumah burung hantu (rubuha) dari Dinas Pertanian Bali.

Masing-masing dibangun di Banjar Sidembunut, Keluruahan Cempaga dan Desa Apuan, Susut.

Dilain sisi, Sarma tidak memungkiri ada harapan dari krama subak di wilayah Desa Bunutin apabila sudah sembuh dapat dilepas kembali di wilayah Desa Bunutin karena sudah mempunyai habitat tempat hidup di wilayah tersebut.

“Kita pertimbangkan. Mumpung burung hantu tersebut sudah sempat dipelihara dan sudah jinak, karenanya kita pertimbangkan untuk ditempatkan pada tempat-tempat yang telah tersedia,” ucapnya.

Pelabuhan Segitiga Emas Diharapkan Memunculkan Banyak Peluang Usaha Baru

Wartawan di Sulawesi Ini Tewas dengan 17 Luka Tusukan, Demas Sebelumnya Wartakan Soal Jalan Rusak

Borneo FC Kontrak Pelatih asal Argentina Mario Gomez Selama Dua Tahun

Sarma juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan penembakan pada burung hantu, sebab bermanfaat bagi para petani.

Pihaknya juga berencana melakukan penelusuran ke masing-masing desa yang menjadi habitat burung hantu untuk sama-sama melindungi habitat tersebut. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved