Pada RKTM 2020 di Bali, Kemenperin Tegaskan Fokus Anggaran untuk Pemulihan Ekonomi Nasional
Mengenai penyerapan anggaran di Kemenperin sampai hari ini dan bagaimana perumusan kedepan sampai pada bulan Desember nanti,
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Sejumlah langkah strategis dari Kementerian Perindustrian dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional dipaparkan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kepada Menko Bidang Perekonomian pada Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RKTM) 2020.
Dalam pertemuan RKTM tersebut membahas dua hal, hal pertama berkaitan bagaimana masing-masing kementerian/lembaga dibawah Kemenko Perekonomian melakukan penyerapan anggaran dan kedua adalah mengenai program pemulihan ekonomi nasional.
Mengenai penyerapan anggaran di Kemenperin sampai hari ini dan bagaimana perumusan kedepan sampai pada bulan Desember nanti, sudah disampaikan kepada Menko Airlangga pada pertemuan siang tadi.
“Dari sekian anggaran kalau dalam konteks Kemenperin yang tidak bisa terserap, kami mempunyai perumusan penyerapan itu sebesar 93 persen. Artinya dari sekitar 7 persen sebagian besar dari 7 persen ini adalah berkaitan dengan penyerapan anggaran dari belanja pegawai,” imbuh Menperin Agus Gumiwang, Jumat (21/8/2020).
• Kapasitas Tempat Tidur di 2 RS Rujukan Covid-19 di Tabanan Hampir Penuh
• Desa Adat di Klungkung Diwajibkan Punya Pararem Pengelolaan Sampah
• Kisah Pilu Gusti Ayu Arianti, Bayinya Meninggal Setelah Terlambat Ditangani karena Harus Rapid Test
Kenapa tidak terjadi penyerapan belanja pegawai? Seperti kita ketahui kebijakan tunjangan kinerja (tukin) dan tidak ada THR untuk eselon I dan II.
Tapi yang cukup signifikan di Kemenperin itu adalah ketika di tahun 2020 sebenarnya kami sudah menganggarkan untuk menyerap CPNS baru sejumlah 2.000 orang tapi yang disetujui oleh KemenPAN-RB hanya 400.
“Jadi bisa dibayangkan ada space anggaran yang tidak terpakai dari 2.000 yang sudah kita alokasikan untuk penyerapan CPNS baru sekarang tapi yang disetujui KemenPAN-RB hanya 400.
Tapi ada satu indikator yang sangat baik yang tadi disampaikan oleh Ibu Menteri Keuangan bahwa kalau berkaitan dengan sisa dari penyerapan anggaran untuk belanja pegawai itu sekarang bisa dialihkan untuk program lain asal dapat persetujuan dari DPR RI,” papar Menteri Agus.
Nanti ada sekitar Rp 100 miliar anggaran yang ada di Kemenperin akan kami konsultasikan kepada DPR RI untuk bisa segera kita alihkan kepada program-program yang lebih prioritas dan achievable di tahun 2020 ini.
Dalam konteks pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan Kemenperin saat ini hampir selesai membuat suatu road moll berupaya menekan atau mendorong substitusi impor sejumlah 35 persen sampai akhir 2020.
Terdapat beberapa faktor yang mendukung untuk dapat tercapainya misi dari substitusi impor 35 persen ini tentu banyak sekali melibatkan kementerian/lembaga lain.
“Sebut saja instrumen-instrumen yang kita miliki untuk mengatur agar supaya impor-impor dari luar negeri bisa kita kelola secara baik. Tapi saya minta catatan Kemenperin tidak anti impor. Jangan salah baca. Kementerian Perindustrian itu bukan anti impor. Selama produk-produknya belum atau tidak ada dihasilkan di dalam negeri baik bahan baku dan barang modal, silahkan impor kalau memang tidak ada,” ungkap Menperin Agus Gumiwang.
Ia menambahkan tapi sambil itu berjalan bahan baku dan barang modal yang belum bisa diproduksi dalam negeri itu yang akan kita coba tumbuhkan.
Kita bicara lartas atau barang yang dilarang dan/atau dibatasi pemasukan atau pengeluarannya ke dalam maupun dari daerah pabean, salah satunya yang bisa kita dorong dari lartas misalnya penerapan minimum impor pricing.
• Pemesanan Tiket Penerbangan Maskapai Lain Kini Tersedia di Website Penjualan AirAsia.com
• Ini Alasan Valentino Rossi Menolak Pensiun dari MotoGP Meski Maut Mengintai