Pengamanan Presiden Duterte Diperketat Pasca Aksi Bom Bunuh Diri di Filipina yang Membunuh 15 Orang

Jesus Durante III mengatakan, PSG menerapkan pengamanan tinggi untuk Duterte dan keluarganya, meskipun tidak ada ancaman

Editor: Wema Satya Dinata
AFP/Nickee Butlangan
Petugas melakukan evakuasi di TKP terjadinya bom di Pulau Jolo, Filipina. Pelaku diduga wanita Warga Negara Indonesia (WNI). 

TRIBUN-BALI.COM - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dikabarkan aman dan dalam kondisi baik di Davao City, setelah terjadinya dua ledakan di Sulu yang menewaskan setidaknya 15 orang.

Hal itu disampaikan Komandan Presidential Security Group (PSG) atau paspampres Filipina, Kolonel Jesus Durante III, Rabu (26/8/2020), seperti dilansir ABS-CBN News dan Philippine News Agency.

Dua ledakan di plaza kota Sulu telah merenggut 15 nyawa dan 75 orang terluka.

Jesus Durante III mengatakan, PSG menerapkan pengamanan tinggi untuk Duterte dan keluarganya, meskipun tidak ada ancaman.

Pesawat Mata-mata U-2 AS Sengaja Mengintip Latihan Perang Militer China, Beijing Protes Keras

Pemanggilan Pejabat Kejagung yang Diduga Berkomunikasi dengan Djoko Tjandra Ditunda, Ini Alasannya

12 Puskesmas di Bangli Diusulkan Jadi BLU

"Presiden sebenarnya aman dan dia dalam kondisi baik dan dalam kesehatan yang baik di sini, di Davao," katanya.

"Untuk saat ini, tidak ada dikonfirmasi atau divalidasi ancaman keamanan tampaknya pada saat ini yang diarahkan terhadap Presiden. Tapi tetap saja, kita tidak menurunkan pengamanan, kita selalu waspada, seperti yang telah saya katakan sebelumnya."

PSG berkoordinasi dengan pasukan keamanan lainnya dan mendesak masyarakat untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk memastikan keamanan Presiden.

"Kami sekarang memberlakukan perlindungan penuh kepada Presiden kami dan keluarganya, terutama sekarang, kita menghadapi musuh yang tak terlihat, yaitu Covid-19, dan ada terorisme dan ancaman keamanan lainnya," katanya.

Kepala Staf Angkatan Darat Militer Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan pelaku bom bunuh diri di Jolo adalah dua wanita dari kelompok militan Islamic State (ISIS).

Seorang perempuan, Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk satu diantaranya yang diduga menjadi pelaku serangan bom bunuh di Kota Jolo, daerah Filipina selatan pada Senin (24/8/2020).

Bom bunuh diri yang dilakukan dua orang militan ISIS itu telah menewaskan setidaknya 15 orang dan melukai 75 orang, menurut Reuters, Selasa (25/8/2020).

Media lokal ABS-CBN News mengutip Cirilio Sobejana, wanita asal Indonesia itu adalah janda dari teroris Norman Lasuca, seorang warga negara Filipina yang meledakkan dirinya di kota Indanan pada juni 2019, dan menewaskan 6 orang.

"Satu lainnya adalah istri warga Filipina Abu Dalha, seorang subleader dari unit Abu Sayyaf," katanya.

Lalu siapa sebenarnya perempuan yang menjadi pengantin dalam aksi bom bunuh diri di Jolo?

Messi Hengkang dari Barcelona Makin Kuat, Begini Dokumen yang Diduga Surat Pengunduran Dirinya Bocor

Mayat Wanita Tanpa Busana Ditemukan di Kamar Kos Sekuriti, Dekorasi Bajak Laut Jadi Sorotan

Mengenal Ketindihan, Penyebab dan Cara Menghindarinya

Direktur Institut Penelitian Perdamaian, Kekerasan dan Terorisme Filipina, Rommel Banlaoi menduga perempuan itu adalah putri dari pasangan suami isteri, pelaku bom bunuh diri asal Indonesia yang menyerang gereja Katedral Jolo, pada Januari 2019.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved