Pesawat Mata-mata U-2 AS Sengaja Mengintip Latihan Perang Militer China, Beijing Protes Keras

Menurut sumber militer yang dikutip scmp.com, Rabu, 26 Agustus 2020, pesawat pengintai U-2 terbang dari pangkalan militer AS di Korea Selatan.

Editor: Wema Satya Dinata
Wikipedia
Pesawat mata-mata US U-2 Dragon Lady besutan Lockheed Martin. 

TRIBUN-BALI.COM - Pemerintah China melayangkan surat protes keras terhadap Amerika Serikat (AS) karena pesawat mata-mata AS sengaja terbang di atas area latihan perang tentara China.

Peristiwa ini menambah panjang perkara antarkedua negara yang sedang bersitegang.

Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian, pesawat mata-mata U-2 milik AS melintas tanpa permisi di wilayah udara area pelatihan perang pasukan pertahanan wilayah utara China.

Menurut sumber militer yang dikutip scmp.com, Rabu, 26 Agustus 2020, pesawat pengintai U-2 terbang dari pangkalan militer AS di Korea Selatan.

Pemanggilan Pejabat Kejagung yang Diduga Berkomunikasi dengan Djoko Tjandra Ditunda, Ini Alasannya

Bangkitkan Permainan Tradisional yang Mulai Ditinggalkan, Sekaa Truna Pentas Megandu di Museum Subak

Begini Kata Manajemen LG Electronics Terkait 242 Karyawan Pabrik yang Dinyatakan Postiif Covid-19

Pesawat pengintai yang mampu terbang setinggi sekitar 25.000 meter itu melintas di Teluk Bohai.

Di teluk tersebut militer China tengah melakukan latihan tempur dengan menggunakan peluru tajam.

Latihan itu melibatkan pula kapal induk milik China, Shandong.

"Tindakan (AS) tersebut jelas merupakan provokasi. China dengan tegas menentang tindakan provokatif semacam itu, dan telah menyampaikan protes keras kepada pihak AS".

"Pesawat AS itu jelas melakukan pelanggaran serius terhadap norma internasional. Itu bisa menimbulkan salah penilaian, atau dapat menyebabkan kecelakaan di laut dan udara," kata Wu Qian.

Ini kali pertama China melontarkan protes keras secara resmi kepada AS dalam beberapa tahun terakhir, meskipun pesawat militer AS kerap melakukan pengintaian.

Menurut catatan sebuah lembaga studi politik di Beijing, AS selalu melakukan pengintaian pada setiap pergerakan militer China, terutama di perairan Laut China Selatan.

Maksud pengintaian ini selain untuk mengetahui kekuatan militer China, juga untuk menyadap komunikasi elektronik militer China.

Protes China kali ini mungkin disebabkan oleh kehadiran pesawat pengintai U-2, yang menjadi andalan AS untuk mengumpulkan data dari udara.

Meskipun pesawat ini sudah mulai digunakan AS sejak dekade 1960-an, namun dari waktu ke waktu U-2 ditingkatkan peralatan pengintaiannya.

OJK Dorong Fintech Ikut Berperan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

Badung Berkomitmen Dorong Peningkatan Kualitas Implementasi SAKIP dan Reformasi Birokrasi

12 Puskesmas di Bangli Diusulkan Jadi BLU

Pesawat ini mampu mengumpulkan data optik dan elektronik siang malam, dan dalam kondisi cuaca buruk sekalipun.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved