Ngopi Santai
Yang Berbahagia di Kota Cahaya
Si anak ajaib dari Argentina sedang galau bersama manajemen klub Barcelona yang nirgelar pada musim kompetisi yang baru lewat.
Penulis: DionDBPutra | Editor: Eviera Paramita Sandi
Musim panas tahun lalu Messi bahkan menuntut Barca memulangkan Neymar ke Barcelona.
Tuntutan yang dicueki Presiden klub Josep Maria Bartomeu dan pelatih Quique Setien.
Barcelona pun benar-benar tunggang langgang tanpa gelar.
Relasi Messi dan Angel Di Maria pun sangat dekat. Mereka bersahabat sejak lama, bukan semata karena dari tanah air yang sama Argentina.
Di Maria juga sudah bicara hati ke hati dengan Messi. Entah bagaimana akhir spekulasi masa depan Messi.
Pemuja sepak bola sejagat tetap menanti. Benarkah Neymar bahagia di Kota Cahaya Paris?
Bukankah bintang Brasil ini biasanya usil, sedikit bengal bahkan doyan berakting di lapangan?
Tersentuh fisik sedikit saja langsung berguling-guling seolah menahan sakit tiada tara.
Tapi itu dulu. Kini seiring bertambah umur dan pengalaman, Neymar lebih bijaksana mengelola emosinya.
Dia makin matang, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Memang dia pun sensi. Sensitif. Mudah melow, kata anak generasi Z.
Lihat bagaimana dia berurai air mata ketika wasit meniup peluit panjang tanda usainya laga PSG melawan Bayern Muenchen di final Liga Champions Eropa, Minggu malam 23 Agustus 2020.
Sembap matanya di Lisbon setelah PSG menyerah 0-1 dan gagal meraih trofi Kuping Besar Liga Champions Eropa.
Momen tangisan Neymar dalam pelukan bek Bayern Muenchen asal Austria David Alaba malam itu sempat menjadi trending topic.
Umumnya netizen respek terhadap Alaba yang memberikan bahunya kepada Neymar. Menghibur dan meneguhkan Neymar.