GUPBI Bali Berharap Harga Babi Jelang Galungan Stabil
Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali mengharapkan harga daging babi tidak anjlok
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Menjelang hari raya Galungan masyarakat Bali sebagian besar mengonsumsi daging babi.
Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali mengharapkan harga daging babi tidak anjlok seperti beberapa bulan yang lalu.
"Kami menginginkan harga daging babi stabil. Bahkan kami berharap harga babi menjelang hari raya Galungan berkisar Rp 35-40 ribu per kilonya," ujar Ketua GUPBI Bali Ketut Hari Suyasa saat dikonfirmasi, Minggu (6/9/2020).
Ia mengakui stok babi di Bali masih tersisa 10 persen dari 50 persen yang ada sebelumnya.
Sehingga pihaknya menyakini stok babi menjelang hari raya terpenuhi.
"Kalau hari raya Galungan kan tidak semuanya mengonsumsi babi. Selebihnya di tengah pandemi Covid-19 ini, juga memengaruhi daya beli masyarakat," jelasnya.
Disinggung apakah harga babi akan meningkat menjelang hari raya Galungan ini, pria asal Abiansemal Badung itu, berharap harganya stabil dan sedikit meningkat.
"Saya harap ada rezeki untuk peternak karena enam bulan yang lalu saat ada virus, sebagian besar peternak mengalami kerugian cukup besar lantaran babi mereka banyak yang mati," katanya sembari mengatakan berharap ada rezeki untuk para peternak.
Ia pun menginginkan harga babi menjelang Galungan berkisar antara Rp 35-40 ribu per kilogram.
• Jika Ada Peluang Bertahan Lama di Persija, Evan Dimas: Kenapa Tidak ?
• Bangli Jadwalkan Belajar Tatap Muka Pasca Kuningan
• Uji Coba Koridor 2 Teman Bus Rute Gor Ngurah Rai-Bandara Ngurah Rai
"Untuk harga babi sendiri, saya tidak menginginkan harganya di bawah Rp 35 ribu atau di atas Rp 40 ribu per kilogram. Karena dulu enam bulan yang lalu harga babi ada yang mencapai Rp 10 ribu per kilogram," jelasnya.
Pihaknya mengaku populasi babi di Bali masih ada, ia menyebutkan di Badung ada di wilayah utara, begitu juga Kabupaten Bangli, Karangasem, Tabanan.
"Waktu ada virus populasi babi, yang besar itu Gianyar, Badung, Tabanan yang paling parah, banyak yang mati. Namun di Kabupaten Bangli yang masih banyak stoknya sampai sekarang," tegasnya kembali.
Ditanya mengenai keraguan peternak untuk memelihara babi lagi, Gede Suyasa mengaku kini pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Badung akan melakukan pendampingan atau restocking.
Jadi, katanya, pemerintah akan melakukan pendampingan dengan menentukan beberapa persyaratan.
"Sebelum berternak, peternak harus melaporkan dulu ke pemerintah agar mendapat pendampingan. Jadi syarat dan ketentuannya akan diatur. Sehingga peternak tidak mengalami kerugian kembali," jelasnya.
• Satu Peluang Adik Tiri Valentino Rossi Naik Kelas MotoGP, Bisa Geber Motor Ducati
• 8.025 Meninggal Terinfeksi Virus Corona di Indonesia, Hari ini 7 Pasien Meninggal di Bali
• Besok Denda Rp 100.000 Tidak Pakai Masker Diberlakukan di Klungkung