Jarak 2 Meter Tak Cukup Cegah Penyebaran Covid-19, Mengapa?
Direktur Fluid Dynamics of Disease Transmission Laboratory di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Lydia Bourouiba mengatakan, aturan jaga jara
Jika kelembaban udara rendah, tetesan besar bisa menyusut dan bertahan lebih lama di udara.
Angin di luar atau ventilasi di dalam juga bisa membawa tetesan tersebut semakin jauh.
"Gagasannya ada garis keliling setinggi dua meter dan jika kita berada satu inci saja melebihi garis itu maka kita tidak aman. Gagasan itu sungguh tidak masuk akal," katanya, seperti dilansir Healthline.
• Bali Dipilih Kemnaker Sebagai Kota Pertama Roadshow dari Naker Tanggap Covid 2020
• Wave of Cinema, Konser Virtual Musisi Pengisi Sountrack Film, Filosofi Kopi hingga Surat dari Praha
• Pembangunan Kantor MDA Buleleng Dimulai, Target Selesai Desember dengan Anggaran Rp 3 Miliar Lebih
Sampai empat meter
Dalam sebuah tinjauan sistematis terbaru, 8 dari 10 penelitian menemukan bahwa tetesan ekspirasi dapat melakukan perjalanan lebih dari dua meter dari orang yang terinfeksi, bahkan dalam beberapa kasus hingga delapan kaki.
Dalam sebuah penelitian, para peneliti menemukan jarak penularan virus bisa mencapai hampir empat meter.
Ada pula kasus latihan paduan suara di negara bagian Washington pada Maret lalu, di mana satu orang dengan gejala Covid-19 menularkan virus ke setidaknya 32 penyanyi lainnya.
Kekuatan mengembuskan napas ketika bernyanyi dianggap membantu penyebaran virus tersebut.
Meski begitu, faktor lain seperti berbagi makanan atau benda lainnya juga bisa berkontribusi.
• Chatime Luncurkan ‘Chatime Indonesia App’, Beli Chatime Bisa Tanpa Antre
• Produk Asuransi dengan Premi Hanya Rp 7.000, Cigna Tawarkan Asuransi Terjangkau di Masa Pandemi
• Update Covid-19 di Denpasar 10 September: 43 Pasien Sembuh, Kasus Positif Bertambah 19 Orang
Penularan di dalam ruangan
Salah satu pesan kunci dari jaga jarak adalah jika berada di luar ruangan, risiko kita terinfeksi virus cenderung lebih rendah.
Sebab, virus akan lebih cepat menghilang, yang artinya tingkat paparan lebih rendah.
"Jika kita berada di dalam ruangan dan seseorang batuk, bersin, atau bicara, tetesan tersebut akan berada di sana untuk beberapa waktu."
"Tidak peduli di mana pun lokasi kita, kita akan bernapas dengan udara yang mengandung tetesan tersebut, terutama jika ventilasinya buruk," ungkap Capecelatro.
Sebuah makalah pracetak yang dibuat oleh peneliti asal Jepang menemukan bahwa risiko penularan di dalam ruangan mencapai 18,7 kali lipatnya.