Beri Pembekalan ke Mahasiswa Baru, Danrem 163/Wira Satya Jelaskan Soal Bela Negara dan Wajib Militer
Danrem 163/Wira Satya menyampaikan tiga poin penting yang digarisbawahi yaitu bela negara, generasi milenial dan revolusi industri 4.0.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Sementara wajib militer yang banyak diterapkan di negara lain seperti di Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Selatan, Iran ataupun Singapura di mana warga negaranya memang dilatihkan dasar militer dalam rangka menghadapi situasi perang atau terjadinya konfrontasi dengan negara lain.
"Ini yang harus dipahami oleh setiap warga negara, apa itu bela negara dan apa yang dimaksudkan wajib militer," tutur Danrem.
Beberapa yang menjadi ancaman terhadap kesadaran bela negara antara lain radikalisme, Narkoba, proxy war atau perang modern dan yang terkini secara global lagi serius menghadapi Pandemi Covid- 19 serta berbagai ancaman lain yang setiap saat berpotensi mengancam keutuhan NKRI.
Terkait generasi milenial, dijelaskannya, merupakan generasi yang hidup di era perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, penerapan teknologi informasi telah merubah dunia analog menjadi dunia digital.
Hal ini ditandai meningkatnya konektivitas melalui jalur inter dan antar jaringan (net) sehingga generasi yang berusia antara 18-38 tahun dalam hidupnya sebagian besar bersosialisasi lewat internet atau dalam jaringan (Daring)
"Generasi milenial itu tahun kelahirannya antara tahun 1980-2000, berusia antara 18-38 tahun dan ketergantungan dengan internet dan pengguna media sosial," sebut Danrem.
Generasi milenial adalah mereka yang dekat dengan media sosial, kreatif, efisien, fashionable, produktif, dinamis ingin serba cepat, open minded, kritis dan berani.
Hal terkait Revolusi Industri 4.0, Danrem 163/Wira Satya memberikan gambaran perjalanan era Revolusi Industri yaitu Revolusi Industri 1.0 yaitu proses yang dimulai dengan ditemukannya mesin uap dalam proses produksi barang.
Revolusi Industri 2.0 terjadi di awal Abad 20 yang dipicu oleh ban berjalan atau alat transportasi dan listrik.
Revolusi Industry 3.0 dimana abad industri pelan-pelan berakhir dengan dimulainya abad informasi dimana telah digunakan komputerisasi.
Kemudian Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi.
"Menyikapi perjalanan Revolusi Industri sampai pada saat ini kita ada pada Revolusi Industri 4.0 maka karakter sumber daya manusia yang diperlukan di era ini atau di era new normal ini antara lain skill (keterampilan) yang meliputi penguasaan teknologi, penguasaan software dan kemampuan berbahasa asing utamanya Bahasa Inggris," jelas Jendral Bintang Satu itu.
Lebih jauh, Danrem berpesan, warga negara Indonesia harus memiliki attitude yang meliputi bela negara, kerja keras, ulet pantang menyerah dan mempunyai kemauan belajar sepanjang hayat.
Selanjutnya, Sumber Daya Manusia harus berpengetahuan dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara khusus kepada para mahasiswa maka sumber daya manusia yang diharapkan yaitu pertama memiliki kualitas karakter bagaimana mahasiswa dapat beradaptasi pada lingkungan yang dinamis.