Corona di Bali
Positif Covid-19 di Buleleng Bertambah 9 Orang, Sembuh 21 Orang, Meninggal 2 Orang
Perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng, pada Minggu (20/9/2020), terjadi penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 9 orang
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng, pada Minggu (20/9/2020), terjadi penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 9 orang.
Dengan rincian satu orang asal Kecamatan Sukasada, dua orang asal Kecamatan Seririt, satu orang asal Kecamatan Tejakula, satu orang asal Kecamatan Sawan, tiga orang asal Kecamatan Buleleng, satu orang lainnya asal Kecamatan Gerokgak.
Terdapat pula dua kasus kematian akibat Covid-19.
Dimana kedua pasien yang meninggal dunia itu berasal dari Kecamatan Buleleng.
Untuk pasien pertama, berusia 77 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Almarhum mulanya datang ke RSUD Buleleng pada Sabtu (12/9/2020) lalu, dengan keluhan demam, batuk, dan nafsu makan menurun.
Selain hasil swab test-nya positif Covid-19, almarhum juga memiliki penyakit penyerta berupa hipertensi, diabetes tipe 2, dan jatung.
Pasien kemudian meninggal dunia pada Kamis (17/9/2020).
Sementara pasien meninggal dunia yang kedua, berusia 57 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
• Tak Lagi Merawat Pasien Covid-19, Mulai Oktober RS Pratama Giri Emas Kembali Rawat Pasien Umum
• Dua Pasien Covid-19 di Tabanan Meninggal Dunia, Positif Bertambah 11 Orang, Sembuh 7 Orang
• Waspada 7 Gejala Baru Covid-19: Silent Hypoxia, Pembekuan Darah Hingga Masalah Pencernaan
Pasien mulanya datang ke RSUD Buleleng pada Minggu (13/9/2020), dengan keluhan batuk dan sesak nafas.
Saat di-swab test, hasilnya pun positif Covid-19.
Baru empat hari dirawat, pasien kemudian meninggal dunia, tepatnya pada Kamis (17/9/2020).
Dengan demikian, secara kumulatif kasus kematian Covid-19 saat ini sudah mencapai 27 orang.
Selain itu, Gugus Tugas juga mengumumkan terdapat penambahan 21 orang yang telah dinyatakan sembuh.
Dengan rincian dua orang asal Kecamatan Tejakula, dua orang asal Kecamatan Kubutambahan, dua orang asal Kecamatan Sukasada, 11 orang asal Kecamatan Buleleng, satu orang asal Kecamatan Banjar, dan tiga orang asal Kecamatan Sawan.
Dengan demikian, saat ini jumlah pasien terkonfirmasi yang masih menjalani perawatan sebanyak 31 orang.
Dengan rincian, enam orang dirawat di RSUD Buleleng, satu orang di RS Bali Med Buleleng, empat orang di RS Karya Dharma Usada, tujuh orang di RS Kertha Usada, tiga orang di RS Shanti Graha Seririt, dan 10 orang sisanya menjalani isolasi mandiri.
Sementara itu, mulai Oktober 2020 mendatang, RS Pratama Giri Emas tidak lagi digunakan untuk merawat pasien Covid-19.
Pemkab Buleleng akan memusatkan penanganan pasien bergejala sedang dan berat di RSUD Buleleng atau rumah sakit swasta.
Hal ini dilakukan sesuai surat edran Gubernur Bali Nomor 487/GugusCovid19/IX/2020 tentang pengutan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Bali.
• Bertambah, Satu Pasien Probable Covid-19 di Jembrana Meninggal Dunia
• Elvy Sukaesih Terpapar Covid-19, Ratu Dangdut Merasakan Gejala Mual, Demam Hingga Tak Mencium Bau
• Sekda Jembrana Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
Sekda Buleleng, juga sebagai Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa dikonfirmasi, Minggu (20/9/2020), mengatakan, dalam penguatan penanganan Covid-19 di rumah sakit, pihaknya sedang merancang untuk menambah kapasitas ruang perawatan di RSUD Buleleng.
Jumlahnya, sebut Suyasa, masih diperhitungkan, mengikuti situasi perkembangan kasus.
RSUD Buleleng sendiri dipilih sebagai pusat penanganan pasien Covid-19 karena telah ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan.
Sehingga pemerintah dapat lebih mudah untuk mengajukan klaim biaya perawatan pasien ke pusat.
Sementara di RS Pratama Giri Emas, masih berstatus sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), dan tidak bisa men-cover biaya kebutuhan pasien.
Dengan demikian, Pemkab Buleleng pun berencana akan mengembalikan lagi pelayanan di RS Pratama Giri Emas untuk pasien umum, pada Oktober 2020 mendatang.
“Penanganan Covid-19 akan dipusatkan di RSUD dengan manajemen baru. Akan ada penambahan ruang isolasi baru, serta sudah disiapkan ruang Lab PCR. Penambahan ruangan nanti tergantung kebutuhannya. Selama ini ruang Lely di RSUD sudah kami jadikan tempat isolasi. Sementara di ruang mahotama jadi tempat transit pasien yang hasil swabnya belum keluar. Rencana penambahan ruangan ini sedang kami diskusikan,” terang Suyasa.