Pelanggaran Udara Hampir Tiap Hari oleh China, Jet Tempur Taiwan Siaga Tinggi Hadapi Ketegangan

Pemerintah Taiwan berang setelah beberapa waktu belakangan ini militer China melakukan sejumlah manuver latihan berbahaya di wilayah selat Taiwan.

Editor: Ady Sucipto
Istimewa/Taiwan Ministry of National Defense via reuters
ILUSTRASI. Pesawat pembom H-6 Angkatan Udara China PLA terbang dekat Pesawat Tempur F-16 Taiwan pada foto selebaran 10 Februari 2020 ini yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan. Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengatakan para pejuang J-11 Ti 

TRIBUN-BALI.COM, TAIPEI -- Kawasan di perairan selat Taiwan memanas. 

Pemerintah Taiwan berang setelah beberapa waktu belakangan ini militer China melakukan sejumlah manuver latihan berbahaya di wilayah selat Taiwan

Bahkan Taiwan menuntut China untuk segera "mundur" dan menuduh Beijing mengancam perdamaian. 

Pernyataan keras itu diungkapkan setelah pejabat Beijing menolak keberadaan batas laut antara dua wilayah.  

Melansir The Guardian, Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, mendesak Beijing pada hari Selasa untuk

"kembali ke standar internasional yang beradab".

Pernyataan keras Wu dilakukan setelah juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan tidak ada yang disebut garis tengah di Selat Taiwan "karena Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah China."

 

Wu mengatakan kepada wartawan: “Garis tengah telah menjadi simbol untuk mencegah konflik militer dan menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan selama bertahun-tahun.

Komentar kementerian luar negeri China setara dengan menghancurkan status quo."

"Saya menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutuk PKC (Partai Komunis China) karena kata-kata dan perbuatannya yang berbahaya dan provokatif yang mengancam perdamaian ... China harus mundur," tambahnya dalam tweet.

Seperti yang diketahui, China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, meskipun Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri selama lebih dari tujuh dekade.

The Guardian menyebut, Beijing telah meningkatkan tekanan di pulau demokrasi itu sejak presiden terpilih pada 2016, Tsai Ing-wen, menolak pandangannya bahwa Taiwan adalah bagian dari "satu China".

Tahun lalu, Taiwan menuduh China melanggar perjanjian diam-diam yang telah lama dipegang setelah jet tempurnya, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, melintasi garis median perairan yang memisahkan kedua sisi.

Aksi Washington ke Taiwan di bawah pemerintahan Donald Trump telah menjadi titik nyala lain dengan Beijing, karena AS dan China bentrok atas berbagai masalah perdagangan dan keamanan, serta pandemi virus corona.

Pekan lalu, jet tempur dan pembom China dua kali melanggar zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan, saat seorang diplomat berpangkat tinggi AS melakukan perjalanan langka ke Taiwan yang memicu kemarahan di Beijing.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved