Bank Indonesia Dukung Digitalisasi Pembayaran dan Soft Launching Web Pasar

"Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan dan pemulihan ekonomi tersebut, saya sangat mengapresiasi Bank BRI yang telah mempersiapkan serta menyel

Istimewa
Digitalisasi Pembayaran dan Soft Launching Web Pasar 

Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam rangka mendorong Bali Bangkit, seluruh pihak khususnya pemerintah saat ini masih berfokus pada upaya menjaga kesehatan masyarakat dari penularan Covid-19, sekaligus mendorong geliat perekonomian melalui penerapan protokol tatanan kehidupan era baru dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan SE Gubernur No. 3355 Tahun 2020.

Dari sisi kesehatan, kebijakan tersebut meliputi jaga jarak (physical distancing), tidak berkumpul ramai-ramai (social distancing), hingga penggunaan masker bagi seluruh masyarakat saat beraktivitas di luar rumah.

Sedangkan dari sisi ekonomi, kebijakan tersebut meliputi adaptasi masyarakat dari konvensional menjadi serba digital termasuk dalam cara berjualan dan bertransaksi.

"Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan dan pemulihan ekonomi tersebut, saya sangat mengapresiasi Bank BRI yang telah mempersiapkan serta menyelenggarakan soft-launching Web Pasar pada hari ini."

Anies Baswedan Klaim Kasus Covid-19 di Jakarta Melandai Selama PSBB

Merasa Dejavu Dapat Nomor Urut 1 di Pilkada Kota Denpasar, Ini Tanggapan Jaya-Wibawa

Janda Kiwil Minta Dinikahi Siri pada Suami Keduanya, Singgung Haid dan Nafkah Batin

"Bank Indonesia sangat mendukung perluasan digitalisasi di seluruh aspek kegiatan ekonomi masyarakat, termasuk pasar-pasar tradisional," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, dalam rilis Kamis (24/9/2020).

Perluasan digital ini, akan berhasil apabila terdapat kerja sama yang baik antara bank penyelenggara, Bank Indonesia, OJK, pemerintah daerah provinsi dan kota/kabupaten di Bali, serta masyarakat sebagai pelaku dan pengguna.

Kerja sama yang baik ini terbukti dari jumlah pasar yang telah tergabung saat ini, sebanyak 140 pasar di seluruh Bali dengan total 2.398 pedagang.

"Selama pandemi Covid-19, pasar sebagai jantung kegiatan ekonomi jual beli di mana keramaian manusia sulit terhindarkan pun terkena imbasnya," katanya. Dengan pembatasan sosial yang dilakukan dan meningkatnya urgensi faktor contactless, cleanliness, health, safety and environment sustainablity (CCHSE), masyarakat kini cenderung lebih berhati-hati dan beralih ke segala sesuatu serba digital.

Update Covid-19 Kota Denpasar, Sembuh Bertambah 42 Orang, Positif 21 Orang

Nama Jaksa Agung Dicatut Muncul di Dakwaan Jaksa Pinangki, Komisi III DPR Minta Ada Klarifikasi

Dituduh Pelakor, Wajah Gadis 17 Tahun Disilet Lalu Dikeroyok Istri dan Tiga Anak

Kehati-hatian ini tercermin juga dari perilaku belanja kebutuhan sehari-hari, yang tadinya umumnya belanja secara fisik ke pasar namun di tengah pandemi ini pilihan belanja fisik menjadi berkurang dan cenderung dihindari.

Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan transaksi melalui platform e-commerce yang pada Juli 2020 tercatat 38 persen lebih besar dibandingkan dengan sebelum pandemi (posisi Februari 2020).

Dengan perubahan pola pembelian produk esensial dari offline ke online.

Dari perubahan pola perilaku tersebut, digitalisasi melalui web pasar ini merupakan salah satu cara terbaik untuk terus mendorong roda ekonomi, di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional agar tetap berputar.

Pjs Bupati Badung Masih Menunggu Keputusan Kemendagri

18 Desa di Klungkung Sandang Status Desa Wisata, Sembilan di Antaranya Belum Miliki Pokdarwis

Pembukaan Kampanye Dilaksanakan Seremonial, KPU Tabanan Undi Nomor Urut Paslon

Konsep besar digitalisasi pasar ini meliputi pemanfaatan online platform, penggunaan kurir daring, penggunaan cara pembayaran nontunai, dan penurunan mobilitas dan aktivitas sosial di ruang publik.

"Selain memudahkan proses transaksi dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, digitalisasi juga memudahkan pendataan, data transaksi yang secara otomatis tercatat dapat dijadikan sebagai acuan data omzet bagi pedagang, sedangkan data harga komoditas yang tercipta juga ke depan akan sangat bermanfaat bagi pemerintah daerah serta Bank Indonesia dalam memonitoring tingkat inflasi," katanya.

Saat ini pasar-pasar di Bali sudah mulai beradaptasi dengan menyediakan layanan digital, di mana pembeli dapat melakukan belanja di pasar-pasar tersebut dari rumah hanya dengan smartphone.

Salah satunya adalah melalui program web pasar dari Bank BRI ini.

Oleh karena itu, Bank Indonesia sangat mendukung program web pasar yang merupakan program nasional BRI ini guna memfasilitasi pasar-pasar tradisional untuk dapat eksis secara online dan bertahan dimasa pandemi.

Gendo Protes, Sidang Jaksa Pinangki Offline sementara Sidang JRX Tetap Online, Gendo: Ada Apa?

Gojek dan AJI Indonesia Gelar Penghargaan Karya Jurnalistik, Total Hadiah Lebih dari Rp 350 Juta

Di mana seluruh proses bisnisnya, mulai dari pemesanan hingga pembayaran dapat dilakukan secara digital melalui pemanfaatan website hingga aplikasi messaging seperti whatsapp.

Model bisnis web pasar ini juga sekaligus mengintegrasikan layanan logistik, e-commerce dan digital marketing hingga pembayaran digital berbasis QR Code / QRIS.

Dengan adanya digitalisasi secara end-to-end seperti program web pasar ini, diharapkan semakin dapat membangkitkan aktivitas pedagang pasar dan UMKM di Bali karena jangkauannya akan semakin luas serta membangkitkan perekonomian Bali.

Selain itu, program ini juga sejalan dengan program pemerintah gerakan nasional bangga buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada 14 Mei 2020 lalu.

"Di mana salah satu tujuannya adalah agar lebih banyak UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital dengan target tambahan berupa 2 juta UMKM melakukan transaksi digital," sebutnya. Tentunya ini bisa dicapai jika akseptansi dan penggunaan digitalisasi tersebut terus didorong di seluruh kalangan masyarakat.

Web pasar ini, kata dia, sekali lagi menunjukkan bahwa kebijakan Bank Indonesia bertajuk QRIS ternyata telah menjadi salah satu solusi untuk bertransaksi aman dan sehat di tengah pandemi Covid-19.

QRIS bersifat contact less serta mampu meminimalisasi transaksi tatap muka dan mendukung physical distancing.

QRIS juga sangat mudah diterapkan di seluruh sektor ekonomi, terutama sektor perdagangan retail seperti pasar karena sangat CEMUMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal).

"Kami meyakini QRIS dan berbagai inovasinya dapat diterapkan oleh seluruh pedagang pasar dan UMKM di Bali," jelasnya.

Berdasarkan data, jumlah merchant yang menyediakan fasilitas pembayaran QRIS di Provinsi Bali hingga 18 September 2020, tercatat sebanyak 132.147 merchant, meningkat hingga 419 persen dibandingkan dengan awal tahun 2020.

Di mana 107 persen dari jumlah merchant QRIS tersebut terbentuk selama masa pandemi sejak Maret 2020.

Selain itu untuk semakin membangkitkan roda perekonomian di tengah pandemi ini, Bank Indonesia juga memperpanjang kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0 persen yang semula berlaku sampai September 2020 menjadi akhir Desember 2020.

Kebijakan tersebut berlaku untuk segmen merchant usaha mikro dan merchant sosial keagamaan.

"Hal ini diharapkan dapat meminimalkan transaction cost oleh merchant UMKM yang sangat terdampak dengan adanya penurunan kinerja ekonomi di Bali," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved