Jenderal Ahmad Yani Salah Satu Korban Penculikan G30S, Sangat Dekat dengan Soekarno
Wafat karena ditembak Pada 1 Oktober, Ahmad Yani menjadi salah satu korban penculikan G30S.
Dari situlah, Yani mengawali karirnya di dunia militer dengan pangkat sersan.
Setelah pendudukan Jepang pada 1942, Yani mengikuti pendidikan Heiho di Malang dan menjadi Tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor.
Prestasi Ahmad Yani
Berikut beberapa Prestasi Ahmad Yani selama berkarier di dunia militer:
Ahmad Yani menjadi salah satu pasukan yang berhasil menyita senjata Jepang di Magelang.
Pada saat Agresi Militer I, Achamd Yani diangkat sebagai Komando TKR Purworejo dan pasukannya berhasil menahan Belanda di daerah Pingit.
Pada saat Agresi Militer II, Achamd Yani dipercaya sebagai Komandan Wehrkreise II meliputi daerah pertahanan Kedu.
Pada saat Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Ahmad Yani bertugas di Tegal, Jawa Tengah dengan jabatan Letnan Jenderal.
Dirinya mendapatkan mandat untuk membentuk pasukan khusus yang diberi nama Benteng Raiders.
Pasukan tersebut bertugas untuk menghentikan pasukan DI/TII.
Sekolah di Amerika dan Inggris Berkat kecerdasan dan keberaniannya, Ahmad Yani dibiayai Angkatan Darat untuk memperdalam ilmu militer di Command and College Fort Leaven Worth, Kansas, USA selama sembilan bulan.
Setelah itu Yani juga mengikuti pendidikan selama dua bulan di Special Warfare Course di Inggris.
Ahmad Yani di mata Istana
Dilansir dari Historia, Yani memiliki reputasi yang sangat baik di mata Istana.
Saat pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner) terjadi di Sumatera Barat, Ahmad Yani yang saat itu berpangkat Kolonel berhasil mengamankan pemberontahan PRRI.