Nana Mirdad Trauma Lihat Jasad Bayi Hancur di Sanur, Ceritakan Kronologi Saat Baru Turun dari Mobil

Nana Mirdad Trauma Lihat Jasad Bayi Hancur di Sanur, Ceritakan Kronologi Saat Baru Turun dari Mobil

Penulis: Meika Pestaria Tumanggor | Editor: Eviera Paramita Sandi
Instagram @andrew.white
Andrew White dan Nana Mirdad 

Tetapi sebagai seorang ibu, Nana Mirdad merasa hatinya hancur.

"Trust me, it's not a good feeling. Saya merasa trauma dan low banget secara emosional sampai sekarang... Bener2 pemandangan yang mampu bikin dengkul kita lemes dan hampa.... Kenapa harus meninggalkan bayi di pantai? Masih banyak orang lain yang pasti bersedia mengurus, menjaga, menyayangi. Apapun alasannya, saya rasa saya ngga akan pernah bisa menjudge, itu murni utusan orang yang membuang dengan Tuhan. Tapi sebagai seorang ibu, hati saya seperti dicobak cabik. Sebagai seorang manusia, kedamaian seakan2 tiba2 hilang dan butuh waktu untuk bisa heal dari pemandangan tadi pagi," tulis Nana Mirdad.

Nana Mirdad berpendapat, meski telah melakukan kesalahan memperbaiki kesalahan akan jauh lebih baik dari pada memperburuk keadaan dengan mengorbankan nyawa bayi yang tidak bersalah.

Jika meletakan bayi di pantai asuhan atau rumah sakit adalah pilihan satu-satunya disaat tidak ada lagi solusi, hal tersebut dianggap Nana Mirdad lebih baik daripada meninggalkan bayi di pantai hingga jadi makanan anjing.

Nana menyebutkan sejak dalam kandungan bayi sudah mendengar suara ibunya, bisa merasakan apa yang ibunya rasakan.

Bahkan bayi telah mencintai ibunya sejak dalam kandungan, sehingga apapun alasannya jangan menyakiti bayi yang baru lahir.

"Kadang di hidup kita melakukan kesalahan.. Sangat wajar, kita manusia biasa.. Tapi memperbaiki kesalahan kita itu lebih baik daripada memperburuk keadaan apalagi sampai mengorbankan nyawa bayi yang ngga bersalah... Saya ngga membenarkan membuang bayi di depan panti asuhan atau rumah sakit, tapi kalau memang itu pilihan satu2nya, itu masih lebih baik daripada meninggalkan bayi di pantai untuk jadi makanan anjing! Kalau memang kita ngga sanggup membesarkan, cari pilihan lain yang lebih baik, diskusikan dengan orang2 terpercaya utk dapat jalan keluar terbaik, masih banyak sekali orang diluar sana yang bersedia memberikan segalanya untuk bayi yang ada di rahim yang tidak mau atau tidak bisa kita besarkan.... Mereka bernyawa, mereka bisa merasakan sakit, seperti kita. Faktanya : sejak dalam kandungan bayi sudah mendengar suara ibunya... Segala emosi sudah mulai terbentuk dan mereka juga bisa merasa apa yang kita rasa.... Mereka sudah mencintai kita sejak di kandungan... Jadi jangan sakiti mereka begitu mereka lahir," lanjut Nana Mirdad.

Terakhjr, Nana Mirdad mendoakan mayat bayi yang ia temukan mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan.

"Dear bayi kecil mungil yang kuat, aku terus merasa bersalah karena mungkin kalau aku bangun lebih pagi aku bisa menemukan kamu lebih cepat.. Tapi aku tau kalau Tuhan sayang kamu... Aku mungkin bukan siapa2 tapi aku minta maaf kamu harus merasakan sakit yang luar biasa dan berjuang sendiri disaat kamu tidak mampu membela diri..  Semoga kamu sudah tenang, sudah ada di pelukan Tuhan dan malaikat2. Kamu kuat, kamu hebat, kamu pasti sudah berjuang semampu kamu... Percayalah, banyak banget DM yang masuk yang mendoakan tempat terbaik untuk kamu. Rest in peace, little soul," tutup Nana Mirdad

Mayat Bayi Dalam Keadaan Hancur

Koordinator Ambulans Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tribun Bali, Dewa Mahendra membenarkan kejadian tersebut.

"Benar, ada penemuan orok, kondisi 810 meninggal dunia di Jalan Hang Tuah, Sanur, jasad bayi dievakuasi petugas dari Pos Mahendradatta sekitar pukul 07.00 Wita," kata Dewa.

"Tidak ada identitas dan tidak diketahui jenis kelaminnya," sambungnya.

Mayat bayi yang sudah dalam kondisi hancur dan berlumuran darah tersebut kemudian dievakuasi dimasukkan ke dalam kardus berselimut kain.

Selanjutnya, petugas mengevakuasi orok tersebut dari tempat kejadian perkara (TKP) menuju Kamar Jenazah Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Kota Denpasar

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved