Penanganan Covid

Jalankan Protokol Kesehatan, Tukang Cukur Rambut di Gianyar Ini Cuci Kain 2 Kali Sehari

Protokol kesehatan ketat dilakukan sebuah tempat cukur rambut di Tukang Cukur Rudi milik Adif

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Foto: Adif saat memangkas rambut pelanggan di studionya di Jalan Raya Teges, Desa Peliatan, Ubud, Gianyar, Minggu (4/10/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Protokol kesehatan ketat dilakukan sebuah tempat cukur rambut di Tukang Cukur Rudi milik Adif di Jalan Raya Teges, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar Bali.

Yakni, bukan hanya memakai masker saat mencukur rambut pelanggan, menyediakan hand sanitizer dan tempat mencuci tangan.

Lebih dari itu, Adif juga rutin mencuci kain penutup badan pelanggan sebanyak dua kali sehari.

Saat Tribun Bali mendatangi tempat mencukur milik Adif, Minggu (4/10/2020) siang, kondisi studio cukur 'tradisional' tersebut sepi.

Staf Juventus Positif COVID-19, Bagaimana dengan Ronaldo?

Desa Adat Dukuh Penaban Terapkan Pararem untuk Cegah Covid-19

Ronald Koeman Akui Sosok Lionel Messi Jadi Teladan Bagi Pemain Barcelona

Hanya ada seorang pelanggan saja.

Pelanggan tersebut, Zoni mengaku nyaman memangkas rambut di sana.

Sebab protokol kesehatan diterapkan, mulai dari pintu masuk, yakni berupa tempat mencuci tangan.

Tak hanya itu, di tengah pandemi, Adif selalu mengenakan masker saat melayani pelanggan.

"Nyaman cukur di sini, karena tukang cukurnya menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.

Kepada Tribun Bali, Adif yang merupakan warga Ponorogo, Jawa Timur itu mengatakan, pihaknya menjalani protokol kesehatan dalam melayani pelanggan.

Dimana pelanggan telah disediakan tempat mencuci tangan yang ditaruh di depan pintu, serta ia sendiri selalu memakai hand sanitizer setiap akan memangkas rambut pelanggan.

"Bukan hanya menyediakan tempat cuci tangan, pakai masker dan hand sanitizer, tapi kain penutup badan pelanggan saat akan dicukur juga saya cuci dua kali sehari. Biasanya saat kondisi normal dicuci seminggu sekali," ujarnya.

Terkait jumlah pelanggan, Adif mengatakan sangat turun drastis.

Biasanya dalam sehari, rata-rata ia mendapatkan 30 kepala.

Namun di masa pandemi hanya tujuh sampai delapan kepala sehari.

"Pelanggan mengalami penurunan, sehari biasanya 30 kepala. Sekarang bisa 7 sampai 8 saja. Sebenarnya sih rugi karena kontrakannya (tempat) lumayan (mahal). Kalau beralih ke kerjaan lain sih tidak ada niat. Soalnya sudah sejak 2013 saya kerja gini," ujarnya.

Pihaknya berharap situasi bisa kembali normal.

"Semoga kondisi ini cepat berlalu, dan perekonomiannya bisa kembali lancar," harapnya. (*).

Catatan Redaksi: Mari cegah dan perangi persebaran Covid-19. Tribun Bali mengajak seluruh Tribunners untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat Pesan Ibu: Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved