Penanganan Covid

13 Masyarakat Terjaring Razia Protokol Kesehatan di Kecamatan Susut Bangli

Tim gabungan kembali melakukan Operasi Yustisi dalam rangka penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan di Bangli

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Polres Bangli
Tim gabungan ketika melakukan Operasi Yustisi protokol kesehatan di Pasar Kayuambua, Bangli, Bali, Rabu (7/10/2020). 

Disamping juga upaya dari Dinas Kesehatan, khususnya SOP ketika terjadi penambahan kasus, mulai dari tracing hingga pengawasan sudah benar-benar diterapkan.

“Jadi begitu ditemukan warga yang bergejala ringan dan perlu isolasi mandiri, dilakukan pengawasan ketat baik dari Kasatgas di desa, maupun pihak puskesmas,” ungkapnya.

Selain itu, adanya dukungan dari masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat mengenai penerapan social distancing juga dinilai berperan terhadap tingginya angka kesembuhan.

Yang tidak kalah penting, Dirgayusa mengakui adanya niat yang tinggi dari para pasien untuk segera sembuh.

Simulasi Uji Coba Vaksin Covid-19 di Puskesmas Abiansemal I Badung, Ini Kata Kemenkes

Pananganan Covid-19 di Klungkung Selaras Instruksi Provinsi dan Pusat

“Jadi mereka yang sakit benar-benar menjaga diri. Begitupun dengan masyarakat yang sehat, mereka semaksimal mungkin menjaga imun tubuhnya agar tidak sakit. Inilah yang menyebabkan tingkat kesembuhan di Bangli tinggi,” jelasnya.

Sementara jumlah orang yang masih menjalani perawatan tercatat sebanyak 4,2 persen atau 35 orang.

Ia juga mengatakan, terdapat penambahan lima kasus baru per hari ini, dimana dua orang menjalani perawatan di rumah sakit, satu orang menjalani karantina di BPK Pering, dan dua orang menjalani karantina mandiri.

“Dua orang yang tercatat sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) diantaranya wanita 69 tahun asal Kayubihi, Bangli. Ia dirawat di RS Bali Mandara. Selain itu juga seorang wanita 32 tahun asal Desa Abuan, Susut dan dirawat di RSU Bangli,” jelasnya.

Selain angka kesembuhan dan penambahan kasus, Dirgayusa menyebut jumlah kematian di Bangli hingga kini masih di angka 3,3 persen atau 28 kasus.

Data kematian terakhir tercatat pada 16 september 2020.

“Dari informasi Dinas Kesehatan, rata-rata yang meninggal memiliki penyakit bawaan sebelum merebaknya virus corona. Mulai dari dari penyakit ginjal, diabetes, asma, dan sebagainya,” tandas pria asal Desa Demulih, Susut itu.

Catatan Redaksi:

Mari cegah dan perangi persebaran Covid-19.

Tribun Bali mengajak seluruh Tribuners untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat Pesan Ibu: Wajib Memakai Masker, Wajib Mencuci Tangan, dan Wajib Menjaga jarak.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved