Pantang Ditiadakan, Calonarang di Pura Dalem Tebesaya Ubud Digelar Nanti Malam Tanpa Penonton
Di tengah pandemi Covid-19, calonarang akan tetap berlangsung, karena warga setempat meyakini ada hal buruk yang akan menimpa jika pementasan ditiadak
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Di mana kata dia, krama diminta tidak melakukan persembahyangan aci di pura, tetapi di rumah masing-masing.
Sebab semua proses upacara hanya dilakukan pihak panitia adat.
"Termasuk penonton, yang ada nanti hanya panitia dan krama tutus (warga yang ditunjuk). Karena bersifat sederhana, panggung pun buat sederhana dan lokasinya digeser di depan pura, tidak di margi agung, hanya puncak prosesinya saja di margi agung," ujarnya.
Jro Bendesa Adat Peliatan, I Ketut Sandi, mengungkapkan persembahan Aci Panyalonarangan ini adalah prosesi penyucian jagat (alam semesta).
• Prancis vs Portugal Live di Mola TV, Motivasi Tinggi Ronaldo & Ambisi Pecahkan Rekor Pemain Iran Ini
• 6 Zodiak Berhati Dingin, Cancer Mengalami Mood Swing yang Ekstrem
• 4 Zodiak Tangguh meski Berada di Bawah Tekanan, Aquarius Tenang dan Mampu Kendalikan Situasi
Rutinitas pementasan ini telah sesuai dengan isi Lontar Brahma Kertih dan Roro Segara Gumi, karena keberadaan Setra/Kuburan berada di utara Desa Adat Peliatan.
Kata dia, pementasan calonarang ini bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga sebuah bentuk dari upacara yadnya.
“Upacara yadnya ini memang rutin diadakan setiap 6 bulan sekali. Desa Adat Peliatan tidak berani tidak melaksanakan, karena dulu pernah tidak melaksanakan, mengakibatkan terjangkit wabah penyakit sampai banyak warga yang meninggal dan banyak kejadian di luar akal sehat,” ungkapnya.
Berdasarkan hal tersebut, pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Gianyar. Hasilnya, pihaknya diminta menyederhanakan, dan menerapkan protokol kesehatan dalam pementasan ini.
"Kami juga tidak ingin warga kami terpapar Covid 19, karena itu, kami tidak melibatkan penonton," ujarnya. (*)