Virus Corona
Hasil Riset Terbaru! Virus Corona Bertahan di Layar HP dan Uang Kertas 28 Hari
Riset terbaru menemukan fakta bahwa virus penyebab Covid-19 itu ternyata dapat bertahan hingga 28 hari.
Hasil Riset Terbaru! Virus Corona Bertahan di Layar HP dan Uang Kertas 28 Hari
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Virus corona SARS-CoV-2 diketahui dapat menempel di permukaan benda.
Peran transmisi lewat permukaan benda ini belum sepenuhnya dipahami.
Para ilmuwan masih menyelidiki risiko penularan virus corona dari permukaan yang terkontaminasi.
Kini, sebuah riset terbaru dari badan sains nasional Australia menemukan fakta bahwa virus penyebab Covid-19 itu ternyata dapat bertahan hingga 28 hari pada permukaan seperti layar HP, baja tahan karat, vinil, dan uang kertas yang disimpan pada suhu 20 derajat Celsius.
Baca juga: WHO: Stop Lockdown karena Bikin Orang Miskin Bertambah Miskin
Baca juga: Nasib Liga 1 Ditentukan Besok, Begini Sikap Pelatih Persib Bandung
Pantai Melasti Bali Dibuka Lagi, Pengunjung Membludak Sampai Dibatasi
Baca juga: Niatnya Kirim Video Cara Melukis, Oknum Guru SD Justru Kirim Video Porno
Penelitian yang dipublikasikan di Virology Journal pada Rabu (7/10/2020) ini juga menemukan virus corona bertahan 10 hari lebih lama daripada virus influenza A atau virus flu pada umumnya, yang bertahan selama 17 hari.
Dalam riset mereka, peneliti menemukan bahwa virus corona bertahan lebih lama pada suhu yang lebih rendah.
Peningkatan suhu secara drastis dapat mengurangi daya tahan virus corona di permukaan hingga hanya 24 jam saja pada 40 derajat Celsius.
Para peneliti juga menemukan kalau virus bertahan lebih lama di uang kertas daripada di uang kertas plastik.
Selain itu, virus corona lebih lama bertahan pada permukaan halus daripada permukaan berpori seperti kapas.
“Persistensi SARS-CoV-2 yang ditunjukkan dalam studi ini berkaitan dengan sektor kesehatan dan transportasi masyarakat,” kata peneliti dalam laporan mereka.
“Data ini harus dipertimbangkan dalam strategi yang dirancang untuk mengurangi risiko penularan dari permukaan benda selama respons pandemi saat ini.”
Perlu dicatat, riset dari Australia itu dilakukan dalam lingkungan laboratorium terkontrol.
Dalam laporan mereka, peneliti menyebut kalau “semua percobaan dilakukan dalam kegelapan, untuk meniadakan efek sinar UV.”
Riset itu pun mendapat kritik dari mantan direktur Common Cold Center di Universitas Cardiff, Ron Eccles.