Ketua LVRI Buleleng Sebut Data Pemakaman di Taman Makam Pahlawan Çurasthana Amburadul

Tahun wafat atau gugurnya sang pahlawan banyak ditemukan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Salah seorang warga saat melihat Taman Makam Pahlawan Çurasthana 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA  – Data pahlawan yang dikubur di Taman Makam Pahlawan Çurasthana dinilai amburadul. 

Tahun wafat atau gugurnya sang pahlawan banyak ditemukan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Bahkan dalam pemasangan nisan, ada beberapa yang tidak seusai dengan tempat sang pahlawan dikubur.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Buleleng, Wayan Suwanda saat menghadiri mediasi bersama Dinas Sosial Buleleng, di Makam Pahlawan Çurasthana, Rabu (14/10/2020).

Baca juga: Rumah Mode Asal Prancis Christian Dior Pilih Endek Bali sebagai Koleksi Busana Spring/Summer 2021

Baca juga: Soal Izin Keramaian sebagai Syarat Kelanjutan Liga I, Ini Saran Gelandang Bali United Sidik Saimima

Baca juga: Ramalan Zodiak Keuangan 15 Oktober 2020: Cancer Tabungan Menipis, Finansial Aquarius Meningkat

 Suwanda menyebut, banyak kekeliruan yang ditemukan setiap kali pemerintah melakukan renovasi terhadap makam yang terletak di Jalan Pahlawan, Kecamatan Buleleng itu.

“Secara fisik memang gagah. Namun secara arti dan makna sangat merosot. Pahlawan yang dulunya dikubur di belakang, sekarang nisannya tiba-tiba ada di depan. Padahal dulu abunya di tanam di belakang. Tanggal gugur juga berbeda. Seperti I Gusti Putu Wisnu, di nisan ditulis gugur tahun 1948. Padahal sebenarnya beliau gugur tahun 1946 di Margarana. Jadi saya berpikir, Wisnu siapa yang ada disana, apakah ada Wisnu lain,” terangnya.

Selain itu, veteran yang mengaku sempat mengikuti perang di wilayah Buleleng Timur ini menyebut, Pemerintah sebaiknya membedakan mana pahlawan yang gugur saat perang, dan mana yang wafat jauh setelah perang usai.

“Kalau disini kan semua ditulis gugur. Tercatat ada 400 sekian pahlawan yang dikibur disini.

Tapi sebenarnya hanya ada 231 pahlawan yang gugur saat perang.

Sementara sisanya wafat, artinya meninggal bukan saat perang,” ucapnya.

Suwanda juga menuturkan, sejarah Makam Pahlawan Curasthana dibangun sekitar tahun 1950, oleh Panitia Penolong Korban Perjuangan (PPKP), Panitia kala itu menggali data para pahlawan yang gugur saat perang  hingga ke tingkat desa.

Hingga akhirnya ditemukan lah palhawan yang gugur saat itu sebanyak 231 orang.

Usai mendapatkan data, panitia kemudian mengadakan upacara ngaben massal,di Lapangan Wisnu yang kini berubah menjadi Pura Jagatnatha.

“Dari ngaben massal itu, abunya kemudian dikubur di taman makam ini. Dulu namanya Taman Bahagia Çurasthana yang artinya tempat orang yang berani. Karena panitia saat itu tidak punya anggaran untuk pemeliharaan, dihibahkanlah ke Pemerintah supaya dirawat dengan baik. Tapi setelah dihibahkan, banyak yang dirubah,” ungkapnya.

Baca juga: Peru Vs Brasil, Neymar Cetak Hattrick, Tim Samba Raih Hasil Sempurna

Baca juga: Kawasan Hutan di Lereng Bukit Pinggan Bangli Terbakar, Api Merembet Hingga Perbatasan Desa

Baca juga: Bupati Eka Serahkan Bantuan Sembako dan Masker Bagi Masyarakat Terdampak Bencana

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Sosial Buleleng I Putu Kariaman mengatakan, mediasi ini digelar oleh pihaknya untuk mencari data yang valid terkait pahlawan-pahlawan yang dimakamkan di Makam Pahlawan Curasthana.

Sehingga kedepan, pihaknya bisa melakukan perbaikan.

“Masukan yang diberikan akan kami kaji bersama. Jika sudah valid, maka akan kami sesuaikan dengan data yang tepat dan akan kami perbaiki sesuai dengan ketentuan, sehingga renovasi bisa diprogramkan selanjutnya,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved