Wawancara Eksklusif Menhub Budi Karya, Sebut Targetkan Bandara Bali Utara Selesai 2023

Namun Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengaku optimistis industri penerbangan akan terus mengalami peningkatan jumlah penumpang.

Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Menteri Perhubungan (Menhub) saat ditemui awak media usai mewakili Presiden Jokowi membuka Munas Kagama di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar, Jumat (15/11/2019) 

Pesawat-pesawat modern hampir semuanya sudah menggunakan HEPA.

Jadi bisa menjamin kebersihannya. Banyak yang khawatir Covid-19 bisa menular melalui udara, namun justru di pesawat tempat yang kondisinya hampir sama dengan ruang ICU (intensive care unit) rumah sakit.

Bahkan dibandingkan dengan mal, sekolah, kantor, itu jauh lebih aman di dalam  pesawat.

Ini yang kami harapkan diedukasikan kepada masyarakat supaya tidak kekhawatiran naik pesawat terbang.

Syarat naik pesawat udara dan kereta api, penumpang harus rapid test, padahal akurasinya tidak lebih dari 40 persen. Apakah masih perlu syarat rapid test itu?

Saya harus katakan rapid test itu masih berguna. Kalau saya mau egois, ya tidak usah rapid test. Tapi dengan rapid test paling tidak ada screening.

Kementerian Perhubungan sangat hati-hati. Kita selalu bekerjasama dengan perguruan tinggi.

Selalu kita diskusikan bersama. Kami lakukan riset, dan hasilnya masyarakat tetap menginginkan itu (rapid test) ada.

Ada rasa percaya diri ketika sudah melakukan (rapid test).  Gugus Tugas Covid-19  tetap menentukan itu (syarat rapid test) ya tetap jalan. 

Proyek apa saja di Kementerian Perhubungan yang direalokasi anggarannya atau berhenti karena pandemi Covid-19?

Kebanyakan proyek tidak terhenti tapi dibuat multi-years jadi jenis proyek tetap. Bahkan tetap on schedule (sesuai jadwal).

Memang ada proyek-proyek yang sudah kami alokasikan anggaran, tapi karena pandemic Covid-19  tidak banyak yang kerja, sehingga terlambat dan penyerapan anggarannya kurang.

Secara umum pekerjaan tidak ada yang berhenti, tapi kami bikin multi-years.

Misal, awalnya kami anggarkan Rp 43 sekian triliun, kemudian berubah jadi Rp 34 triliun-Rp 35 triliun. Jenis pekerjaannya tetap dilakukan, hanya THR saya saja tidak dibagi, he…he…

Bagaimana dengan proyek tol laut, apa terganggu karena pandemi Covid-19?

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved