Penganiayaan Prada Lucky

SUNGGUH TEGA, Mendiang Prada Lucky Dipaksa Hubungan Badan Lalu Disaksikan Senior, Sang Ibu Menjerit!

Prada Richard Bulan menceritakan peristiwa kekerasan yang dialami dirinya dan almarhum Prada Lucky Namo yang dilakukan para terdakwa.

ISTIMEWA/POS KUPANG
KESAKSIAN - SAKSI PERSIDANGAN- Saksi 1 Prada Richard Bulan (kiri) dan saksi 2 Serda Lalu F. Ramdani (kanan) sedang dimintai keterangan dalam lanjutan sidang perkara Prada Lucky Namo 

TRIBUN-BALI.COM - Rasanya masih lemas dan hancur lebur hati ibunda mendiang Prada Lucky, usai pemakaman anaknya beberapa waktu lalu yang tewas di tangan senior.

Kini kesaksian di sidang membuat sang ibu kian teriris hatinya, mendengar tindakan yang anaknya terima dari para senior. Sang ibu pun tidak tahan dengan detail demi detail kesaksian di sidang, ia membayangkan bagaimana anaknya kesakitan saat penyiksaan itu. 

Kasus Prada Lucky memang membuat banyak orang menitikan air mata, penyiksaan berdalih pendisiplinan malah berujung maut pada anggota TNI junior ini. Sehingga banyak yang meminta agar hukum ditegakkan dengan seadil-adilnya. 

Baca juga: ISAK Tangis Ibu Prada Lucky Pecah, Bersimpuh di Kaki Pangdam Udayana Memohon Keadilan Kematian Anak!

Baca juga: TRAGIS! Prada Lucky Diduga Dianiaya Senior Hingga Tewas, Kapendam IX/Udayana Buka Suara

MOHON KEADILAN - Ibu kandung almarhum Prada Lucky Namo, Sepriana Paulina Mierpey, menangis dan bersimpuh di kaki Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto, memohon keadilan bagi anaknya, Senin (11/8/2025), di rumah duka, Kelurahan Kuanino, Kota Kupang, NTT.
MOHON KEADILAN - Ibu kandung almarhum Prada Lucky Namo, Sepriana Paulina Mierpey, menangis dan bersimpuh di kaki Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto, memohon keadilan bagi anaknya, Senin (11/8/2025), di rumah duka, Kelurahan Kuanino, Kota Kupang, NTT. (POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI)

Dipaksa Hubungan Badan 

Prajurit Dua (Prada) Richard Bulan menangis saat memberikan kesaksian saat sidang kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Rabu (29/10/2025).

Prada adalah pangkat terendah dalam jenjang Tamtama di TNI. Prada di bawah Prajurit Satu (Pratu) dan Prajurit Kepala (Praka). Sidang tersebut dipimpin Mayor Chk Subiyatno, S.H., M.H.

Prada Richard Bulan menceritakan peristiwa kekerasan yang dialami dirinya dan almarhum Prada Lucky Namo yang dilakukan para terdakwa.

Korban bertugas di Batalyon Yonif Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM) Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Richard mengungkapkan, kekerasan dimulai sekitar pukul 01.30 WITA, ketika terdakwa II, Pratu Emeliano De Araujo, menendang kepala almarhum Prada Lucky Namo dengan keras saat mereka duduk di atas matras.

“Almarhum ditendang di kepala satu kali, tapi keras,” ujar Prada Richard Bulan. Setelah itu, terdakwa juga memukul ulu hati saksi dan menampar pipi kanannya hingga bengkak. 

Sementara terdakwa III, Pratu Petrus Nong Brian Semi, memerintahkan mereka berdiri dan memukul dada Prada Lucky sebanyak lima kali hingga korban tersungkur dan meringis kesakitan.

Saksi kemudian mengungkapkan, peristiwa yang membuat dirinya tak kuasa menahan tangis. Ia dan almarhum dipaksa melepaskan pakaian hingga telanjang, diperintahkan memperlihatkan alat kelamin, lalu dituangkan minyak Nona Mas oleh terdakwa.

Dengan suara terbata dan mata berkaca-kaca, Prada Richard Bulan mengatakan ia dipaksa melakukan adegan tidak senonoh dengan almarhum Prada Lucky Namo.

“Almarhum disuruh nungging, dan saya yang berperan sebagai laki-laki,” ucapnya sambil terisak di ruang sidang. Saksi juga menuturkan terdakwa IV, Pratu Aprianto Rede Radja, ikut melakukan kekerasan fisik dengan menampar keras pipi saksi dan almarhum, serta menyundutkan rokok ke tubuh mereka, termasuk di paha dan belakang leher Prada Lucky Namo.

Kesaksian ini menjadi salah satu bagian paling emosional, dari rangkaian sidang kasus kematian Prada Lucky Namo yang menarik perhatian publik, karena menggambarkan perlakuan kejam dan tidak manusiawi yang dialami korban sebelum meninggal dunia

Disuruh Pura-pura Telpon Orangtua

Pratu Emeliano  kemudian memaksa dirinya dan Prada Lucky berpura-pura menelepon orangtua menggunakan kulit semangka. “Kami disuruh menelepon orang tua pakai kulit semangka. Disuruh bilang ke orangtua kalau kami di sini baik-baik saja,” ungkap Prada Richard.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved