Kata Ahok Bila Dirinya Menjadi Presiden RI, Rencanakan Pemutihan Dosa Hingga Diskon untuk Prajurit

Kata Ahok, hal pertama yang dia lakukan adalah melakukan pemutihan dosa-dosa orang yang melakukan kejahatan di masa lalu.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribunnews.com/Dennis Destryawan
Penampilan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai bebas dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Kamis (24/1/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Jika seorang Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok menjadi presiden Republik Indonesia, apa yang akan dilakukannya? 

Dalam Channel Youtube Butet Kartaredjasa yang diunggahnya pekan lalu, Ahok menjawab pertanyaan bila dirina menjadi presiden. 

"Andaikan Pak Ahok ini berkesempatan jadi RI-1 apa kira-kira yang paling signifikan untuk 'didandani' atau direvolusi," tanya Butet?

Kata Ahok, hal pertama yang dia lakukan adalah melakukan pemutihan dosa-dosa orang yang melakukan kejahatan di masa lalu.

Ahok berujar bahwa Indonesia tidak boleh disandera oleh masa lalu.

"Langsung ada pemutihan dosa-dosa lama. Supaya jangan dari rezim ke rezim ini dijadikan semacam ATM. Siapa yang tidak pernah berbuat salah?" kata Ahok.

Lalu, sambung Ahok, soal Pilkada di Indonesia, ia berharap calon-calon pejabat bisa menyampaikan kepemilikan harta secara terbalik.

Dia ingin pasangan calon presiden harus jujur dari mana asal harta yang mereka miliki.

"Kalau kamu mengatakan harta warisan orang tua saya yang korup, gak apa-apa. Minimal rakyat tahu, kenapa kamu punya harta sekian ratus miliar," tutur Ahok.

Seandainya harta warisan tersebut ia dapatkan dari orang tuanya yang dulu sebagai pejabat, Ahok ingin dikatakan sejujurnya.

Setidaknya, sambung Ahok, biarkan nanti rakyat yang putuskan mau memilih atau tidak.

Ia menegaskan, anak pejabat yang korup pun belum tentu korup.

"Belum tentu dia tidak punya hati tidak mau melayani rakyat. Tapi yang terpenting, dia harus membuktikan secara terbalik, dari mana harta yang dimilikinya."

Ahok juga menyinggung soal gaji pejabat.

Ia menuturkan akan memperbaiki gaji pejabat, bukan dengan kenaikan pangkat tapi dengan sistem KPI (Key Perform Indicator) yang jelas.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved