Pembangunan Patung Raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe Masih Terkendala Status Lahan

Pemkab Klungkung terus berupaya untuk mengusulkan tokoh Puri Klungkung, Ida Dewa Agung Jambe sebagai pahlawan nasional.

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Rapat percepatan pengusulan Ida Dewa Agung Jambe kembali dilaksanakan di ruang rapat Kantor Bupati Klungkung, Senin (19/10/2020). 

Menurutnya ada nilai ideologis dan nilai-nilai moral dari perang Puputan Klungkung dapat dianggap sebagai modal pembangunan daerah kabupaten dan provinsi Bali di bidang mental dan spiritual.

Dengan penggalian dan menemukan makna dari historiografi perang Puputan Klungkung yang dipimpin Ida Dewa Agung Jambe, diharapkan dapat memberi dimensi baru kepada historigrafi indonesia yang Indonesiasentris.

Sementara berdasarkan argumentasi hasil kajian akademik ilmu sejarah, tepat dan sepatutnya sosok Ida Dewa Agung Jambe diusulkan untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional.

Baca juga: DPRD Bali Minta Gubernur Koster Beri Rapid Dan Swab Test Gratis Untuk Masyarakat

Baca juga: 20 Tahun Terpisah sejak Kerusuhan Ambon, Dua Gadis Kembar ini Dipertemukan via Aplikasi TikTok

Mengingat sosoknya sebagai seorang raja dan pejuang yang tidak pernah menyerah mempertahankan kedualatan.

Ia tetap melawan kekuasaan kolonialisme Belanda sampai titik darah penghabisan.

Semangat heroik, pantang menyerah, dan aksi keluarga kerajaan Klungkung dalam mempertahankan kedaulatan dari kolonial, juga tercatat dalam berbagai catatan sejarah.

"Naskah administrasi akademik juga menjadi syarat. Nantinya kajian akademik ini, menceritakan kembali kejadian yang terjadi pada masa itu (perang puputan Klungkung), berdasarkan bukti dan catatan sejarah yang ada," jelasnya.

Ida Dewa Agung Jambe merupakan raja kerajaan Klungkung, yang mencetuskan perang puputan terhadap kolonial Belanda, Selasa 28 April 1928 silam.

Dalam peristiwa heroik tersebut, raja Klungkung tersebut bertempur habis-habisan bersama rakyat dan keluarga kerajaan.

Dalam peristiwa itu, selain raja dan permaisuri, satu-satunya putra mahkota kerajaan Klungkung pun ikut gugur demi mempertahankan kedaulatan kerajaan Klungkung dari kolonial. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved