Mendaki Gunung Agung untuk Kepentingan Spiritual, Ngurah Anom Tak Berdaya Tanpa Siapapun di Puncak
Mendaki Gunung Agung untuk Kepentingan Spiritual, Ngurah Anom Tak Berdaya Tanpa Siapapun di Puncak
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Pendaki asal Jalan Gunung Lawu, Denpasar, A.A. Ngurah Anom kelelahan saat melakukan pendakian Gunung Agung, Rabu (21/10/2020).
Kondisi badan pendaki lemas, dan tak bisa lanjutkan perjalanan.
Bekal makanan serta minuman habis, tanpa ada sisa apapun.
Koordinator Pos Pencarian dan Prtolongan Basarnas Karangasem, Gusti Ngurah Eka Widnyana, menjelaskan, Ngurah Anom mendaki gunung tertinggi di Pulau Dewata untuk keperluan spiritual.
Korban mendaki seorang diri pada Senin (19/10/2020) pagi.
Yang bersangkutan melakukan pendakian melalui jalur di Pura Kiduling, Desa Besakih, Kec. Rendang, Senin sekitar pukul 07.20 wita.
Korban sampai di Puncak Gunung Agung, sekitar pukul 18.00 wita.
Untuk sampai di puncak, korban harus menempuh waktu sekitar 8 jam.
Menurut keterangan saksi, pedagang dari alamat Kiduling Kreteg, Besakih mengatakan jika korban sempat belanja diwarungnya sebelum naik keatas.
Ditempat berdagang saksi, bersangkutan menitipkan kendaraan roda 4 Suzuki Splash DK 5112 IY yang diparkir di depan Pura Kiduling Kreteg, Desa Besakih.
"Ngurah Anom sempat menginformasikn ke keluarga bahwa dirinya sampai di Puncak Guunung Agung, Selasa (20/10/2020) sekitar pukul 01.00 wita.
Saat itu kondisi bersangkutan masih sehat, tak lelah. Dia naik ke Gunung untuk kepentingan spiritual," ungkap Widnyana, Rabu (21/10/2020) sore.
Ngurah Anom sempat menginap di Gunung Agung sehari.
Saat akan turun, Ngurah Anom mulai kelelahan lantaran bebannya cukup berat.
"Korban sempat dihubungi oleh keluarga lewat handphone tapi tidak aktif. Basarnas baru mendapat laporan siang tadi, jika yang bersangkutaan kelelahan. Tak bisa lanjutkan perjalanan ke bawah," jelas Widnyana.